Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila
Sebagai Ideologi Terbuka
Suatu ideologi harus mampu
menghadapi segala bentuk tantangan dan hambatan serta perkembangan dari dalam
negeri maupun perkembangan global. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak akan
menutup rapatrapat terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada era globalisasi
dan era informasi. Oleh sebab itu, Pancasila harus menjadi ideologi terbuka,
artinya Pancasila harus membuka diri terhadap perubahan dan tuntutan
perkembangan zaman. Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan
memenuhi persyaratan tiga dimensi, yaitu:
Ideologi Pancasila merupakan salah
satu bentuk ideologi yang berkembang di tengah-tengah ideologi dunia.
Contoh-contoh ideologi lain ada dalam sejarah bangsa-bangsa adalah: komunisme, sosialisme,
kapitalisme, komunitarianisme, liberalisme, konservatisme, nazisme, monarkisme,
fasisme dan liberalisme.
Percaya dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa merupakan contoh keyakinan hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka
mengandung tiga dimensi:
– realita
– idealisme Dimensi realita,
yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut harus bersumber
dari kenyataan hidup yang ada di masyarakat, sehingga masyarakat merasakan dan
menghayati ideologi tersebut, karena digali dan dirumuskan dari budaya sendiri.
Pada gilirannya nanti akan merasa memiliki dan berusaha mempertahankannya.
Ideologi Pancasila benar-benar mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat Indonesia.
Pancasila digali dari
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut merupakan
kenyataan yang ada dan hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian bangsa
Indonesia betul-betul merasakan dan menghayati nilai-nilai tersebut dan
tentunya akan berusaha untuk mempertahankannya.
b. Dimensi idealisme,
mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan cita-cita tersebut suatu
bangsa akan mengetahui ke arah mana tujuan akan dicapai. Pancasila adalah suatu
ideologi yang mengandung cita-cita yang akan dicapai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Cita-cita tersebut akan mampu menggugah harapan dan
memberikan optimisme Berta motivasi kepada bangsa Indonesia. Maka semua itu
harus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas, yaitu
suatu dimensi yang mencerminkan kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi
sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
Mempengaruhi berarti ikut memberikan warna dalam perkembangan masyarakat,
sedangkan menyesuaikan diri berarti masyarakat berhasil menemukan
pemikiran-pemikiran baru terhadap nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya.
Ideologi Pancasila memiliki
sifat yang fleksibel, luwes, terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru tanpa
menghilangkan hakikat yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat fleksibel
tersebut ideologi Pancasila akan tetap aktual dan mampu mengantisipasi tuntutan
perkembangan zaman.
Post a Comment for "Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka"