Tujuan Cooprative Learning
Tujuan Cooprative
Learning
Seperti uraian
yang mengkaitkan bahwa pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam membangun
sendiri pengetahuan mereka maka dapat diketahui bahwa tujuan daripada
pembelajatran kooperatif ini sendiri adalah untuk membangun kemampuan dan
pengetahuan siswa melalui pengalaman belajar dan pembelajaran yang bermakna
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang menekankan peran mereka dalam
kelompok-kelompok belajar yang saling berinteraksi.
Tujuan
pembelajaran kooperatif dijelaskan Nur Asma (2006:12-14) menyatakan tujuan
pembelajaran kooperatif bertujuan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
Model Cooperative Learning dikembangkan untuk
mencapai tiga tujuan sebagai berikut.
a. Hasil belajar akademik
Dengan Cooperative Learning siswa dapat
bertukar pendapat dan saling mengajari satu sama lain. Hal ini dapat
menguntungkan semua siswa, baik yang berprestasi tinggi maupun berprestasi
lebih rendah karena mereka dapat mengerjakan semua tugas yang diberikan dalam
kelompok sehingga akan meningkatkan prestasi akademik mereka.
b. Toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman
Cooperative Learning
memberikan kesempatan kepada siswa dengan latar belakang prestasi akademik,
budaya, kelompok sosial maupun ras untuk belajar saling menghargai satu sama
lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Komponen-komponen
dalam ketrampilan sosial dijelaskan oleh Agus Suprijono (2009:61) beberapa
komponen keterampilan sosial adalah “kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja
kooperatif dan kolaboratif, serta solidaritas.”
Selain itu menurut
Trianto (2010: 58) “ Dengan penerapan Cooperative
Learning siswa akan dilatih keterampilan sosialnya dengan cara mengemukakan
pendapat, menerima saran dari teman, serta bekerjasama dalam mencari pemecahan
masalah yang dihadapi siswa dalam kelompoknya saat proses pembelajaran.”
Pembelajaran
kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan
belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang.
Dari uraian di
atas dapat saya diringkas bahwa tujuan dari cooperative
learning adalah membangun pengetahuan dan mental siswa dan juga
mengembangkan ketrampilan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan sosial, dan
rasa toleransi mereka, dan hal ini sangat dibutuhkan guna membangun pengetahuan
yang mempunyai kualitas karakter yang baik.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stray Two Stay ( TSTS)
a. Definisi
Salah satu model
pembelajaran kooperatif adalah model kooperatif tipe two stay two stray (dua tinggal dua tamu) yang dikembangkan
oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan bisa digunakan bersama dengan model kepala
bernomor (numbered heads).
Model
pembelajaran kooperatif tipe two stray
two stay adalah metode pembelajaran yang sangat khas dan fleksibel,
dikatakan khas karena model pembelajaran ini memiliki keunikannya tersendiri
dimana dua orang tinggal sedangkan yang lain bepencar dalam satu kelompok yang
terdiri dari empat orang tersebut, hal ini sangatlah membantu siswa dalam
melakukan interaksi dengan kelompok lain dan dapat meningkatkan hail belajar
mereka dalam kognitif, afektif dan psikomotor mereka. Selain itu, metode ini
dikatakan fleksibel dikarenakan metode pembelajaran two stay two stray ini dapat digunakan disemua mata pelajaran
terlebih mata pelajaran yang banyak menonjolkan sikap afektif seperti
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal ini sangat didukung oleh beberapa ahli
diantaranya adalah
Dikemukakan oleh
Samsul Ma’rif ( 12 November 2013 diakses melalui Internet di Asrama Prahlada
dan Kuntidevi pukul 6:46 WIB melalui (http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode
pembelajaran-tsts-two-stay-two.html)
menyatakan bahwa “metode two stay two stray (dua tinggal dua
tamu) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.”
Selain itu menurut
Sugiyanto (2009: 54) berpendapat bahwa “Metode dua tinggal dua tamu (two stay two stray) memberi kesempatan
kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.”
Model
pembelajaran kooperatif juga membuat Lie (2008) mendefinisikan bahwa
Model
pembelajaran two stay two stray (dua
tinggal dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari
kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal.
Definisi tentang model pembelajaran
TSTS dapat diringkas bahwa model pembelajaran ini model pembelajran dengan cir
khas pada kegiatan tinggal dan berpencar dimana kelompok saling berinteraksi
satu sama lain.
Beberapa ahli
juga menambahkan diantaranya, menurut Jarolimek dan Parker dalam Isjoni (2009:101)
menyatakan bahwa “Cooperative learning
tipe two stray two stay memperhatiakn
kemapuan akademis siswa. Guru membentuk kelompok heterogen dengan alsan memberi
kesempatan siswa saling mengajar, mendukung, berinteraksi, dan memecahkan
maslah.”
Menurut uraian
para ahli di atas dapat diringkas bahwa metode pembelajaran two stray two stay adalah pembelajaran
yang mengembangkan kemampuan siswa melalui kelompok yang bertukar informasi
yaitu menerima dan memberi infomasi serta mampu menyimpulkan apa yang mereka
berikan dan apa yang mereka terima.
b. Ciri-ciri Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray
Ciri-ciri model
pembelajaran TSTS, yaitu:
a.
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda.
d. Penghargaan
lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu
c. Tujuan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Model
pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang
diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung
siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang
menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak
materi pada siswa.
Model
pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa diajak untuk
bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi,
tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang
dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran two stay two stray ini karena terdapat
pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat
bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit
diatur saat proses belajar mengajar.
Dengan ini
disimpulkan bahwa tujuan dari model pembelajaran two stay two stray adalah untuk melatih keaktifan siswa dalam
kegiatan meyimak dan bertamu agar mereka mampu menemukan konsep materi yang
dipelajari serta menjadi aktif dalam
diskusi, bertanya, menjawab serta mampu berbagi dengan kelompok yang lain.
d. Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray
1.
Dijelaskan langkh-langkah model TSTS menurut Tamu dalam Lie (2002:60-61) Adapun
langkah-langkah model pembelajaran dua tinggal dua pergi adalah sebagai
berikut.
a. Siswa bekerja
sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
b.
Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
c.
Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka.
d.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
e.
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
1.
Selain itu menurut
Nurjanah (2012) adapun langkah-langkah pembelajaran two stay two stray, yaitu:
a.
Siswa bekerja alam
kelompok yang beranggotakan empat orang.
b.
Setelah selasai, dua
orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk kemudian
bertemu dengan kelompok yang lain.
c.
Dua orang yang tinggal
dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi yang mereka miliki
kepada tamu yang datang ke kelompok mereka.
d.
Tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok mereka masing-masing dan melaporkan temuan mereka yang
diperoleh dari kelompk yang lain.
e.
Kelompok mencocokkan
dan membahasa hasil kerja mereka masing-masing.
2.
Ditambahkan definisi
tentang model TSTS oleh Nadiya dalam Eni (2011:9-10) bahwa langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif two stay
two stray adalah sebagai berikut
a.
Pembentukan kelompok
heterogen. Pembentukan kelompok dalam kelas dilakukan oleh guru yang lebih tahu
tentang mana siswa yang pandai dan mana siswa yang lemah. Pembentukan kelompok
ini harus bersifat heterogen. . Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran
siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin dan suku. Sehingga tidak akan
ditemui kelompok yang akan beranggotakan siswa yang pandai saja atau
sebaliknya.
b.
Penjelasan materi dan
kegiatan kelompok. Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi
pelajaran. Pada saat guru memberikan materi pelajaran, siswa harus sudah berada
dalam kelompok masing-masing kelompok mengerjakannya. Apabila terdapat kesulitan
dalam intepretasi petunjuk kegiatan, siswa dapat meminta bantuan guru.
c.
Kelompok memutuskan
jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok memahami
jawaban tersebut.
d.
Setelah selesai, dua
orang ini masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke
dua kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu mereka
e.
Tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain.
f.
Kelompok mencocokkan
dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
g.
Pemberian penghargaan.
Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tiap anggota paling baik, pantas diberi
penghargaan. Skor yang dicapai tiap kelompok ini digunakan sebagai dasar pembentukkan
kelompok baru untuk materi berikutnya.
3.
Definisi selanjutkan
diuraikan Spencer Kagan 1992 dalam Karuru (2007) adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe two
stray two stay, yaitu sebagai
berikut:
a.
Pembagian
kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai lima siswa.
b.
Pemberian
tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub- pokok bahasan tertentu atau
tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan
anggota kelompoknya masing-masing.
c.
Diskusi.
Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa di dalam setiap kelompok
bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
d.
Tinggal
atau berpencar. Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan
tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan dua anggota yang akan stay (tinggal) dan dua anggota yang akan
stray (berpencar) ke kelompok
lain.
e.
Berbagi. Pada
langkah kelima ini, semua siswa saling berbagi apa yang telah mereka kerjakan untuk
menyelesaikan tugas dari guru (catatan: siswa pada langkah ini saling
menjelaskan, presentasi, bertanya, dan melakukan konfirmasi, lalu mencatat apa
saja yang didapatnya dari kelompok lain). Dua anggota kelompok yang tinggal di
dalam kelompok bertugas membagi informasi dan hasil kerja mereka kepada dua
orang tamu dari kelompok lain yang akan berkunjung ke kelompok mereka.
f.
Diskusi
kelompok. Tahap selanjutnya adalah semua anggota kelompok
kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari
kelompok lain.
g.
Diskusi
kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan
mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.
Menurut
pendapat para ahli di atas maka dapat diringkah bahwa langkah-langkah model
TSTS adalah pemberian tugas, diskusi, simulasi dan berbagi.
e.
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran TSTS
Pembelajaran
kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.
Post a Comment for "Tujuan Cooprative Learning"