Persiapan
Persiapan
Pada tahap
persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem
penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa
menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap
anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.
2. Presentasi Guru
Pada tahap ini
guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
3. Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan
ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus
dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar
kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep
materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa)
yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing
kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara
mereka sendiri. Kemudian dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara dua
anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang
tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan
temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
4. Formalisasi
Setelah belajar
dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau
didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan
siswa ke bentuk formal.
5. Evaluasi Kelompok
dan Penghargaan
Pada tahap
evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi
yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model
TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari
hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan
pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata
tertinggi.
B. Penelitian Relevan
Tri Prasetia
Algazali. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X 6 SMA
Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2009/2010.
(Perpustakaan prodi PKn, jurusan P.IPS, FKIP,
Universitas Lampung tahun 2010)
Mawar Ramadhani.
2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.
( Jurnal UNY, Eprint.uny.ac.id.2012)
Edi Junaedi.
2013. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi ( Kuasi
Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung ).
( Jurnal UPI, Repository.upi.edu.1869. 2013)
A.
Kerangka
Pikir
Hasil belajar
yang tinggi dapat dijadikan indikator bahwa pembelajaran tersebut tersebut sukses.
Suksesnya hasil pembelajaran tidak terlepas dari metode pembelajaran yang
dibuat dalam rancangan proses pembelajaran oleh seorang guru.
Motode
pembelajaran adalah acuan terhadap berjalannya proses suatu pembelajaran atau
sering disebut sebagai skenario pembelajaran dimana aktornya adalah guru dan
murid. Tingginya hasil belajar sangat bergantung pada metode tersebut, karena
pada dasarnya metode yang diterapkan dengan baik sesuai dengan materi akan
menghasilkan hasil pembelajaran yang tinggi. Metode yang mendukung untuk
terciptanya hasil pembelajaran yang tinggi adalah metode yang berlandaskan
teori pembelajaran kontruktivistik dimana siswa mampu membangun sendiri
pengetahuannya sehingga terbentuk pembelajaran yang bermakna dari pengalaman
belajar. Metode kooperatif two stray two
stay memberikan siswa pembelajaran yang kontruktivistik sehingga mampu
membangun pengetahuan siswa.
Pada akhirnya, setelah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe two
stay two stray diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai demokrasi dan
hasil belajar siswa dalam ranah pengetahuan (civic knowledge), ketrampilan (civic
skill), watak (civic disposition)
siswa. Dengan demikian, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan
akan tercapai.
Langkah-langkahnya diantaranya adalah pembagian kelompok
secara heterogen, pembagian materi, diskusi, simulasi two stay two stray, diskusi hasil, diskusi kelas, dan repleksi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalan bentuk
kerangka pikir, sebagai berikut:
Model Pembelajaran koopratif Pengembangan Nilai2 Demokrasi
To Stray to Stay (X) (Y)
1.
Persiapan 1.
Kesadaran akan pluralisme
2.
Presentasi
Guru 2.
Sikap jujur dan pikiran sehat
3.
Kegiatan
kelompok 3.
Kerjasama
4.
Formalisasi 4.
Sikap kedewasaan
5.
Evaluasi
klp & Penghrgaan 5. Keluhuran akhlak
Keterangan :
1.
X1 berpengaruh pada
Y1,2,3,4,5
2.
X2 berpengaruh pada Y1,
3.
X3 berpengaruh pada Y3
4.
X4 berpengaruh pada
Y1,2,3,4,5
5.
X5 berpengaruh pada
Y1,2,3,4,5
B.
Hipotesis
Hipotesis
yang akan penulis ajukan adalah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay dapat berpengaruh terhadap pemngembangan
nilai-nilai demokrasi siswa di kelas X IPS 1 SMA Arjuna Bandar Lampung tahun
pelajaran 2014/2015.
Post a Comment for "Persiapan"