Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tinjauan Partisipasi/ Aktivitas Belajar Siswa

Tinjauan Partisipasi/ Aktivitas Belajar Siswa
Perubahan tingkah laku tidak akan terjadi tanpa adanya usaha yang dilakukan oleh siswa. Usaha tersebut merupakan aktivitas belajar siswa. Aktivitas merupakan asas yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, di mana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh penetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta peerilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. seperti yang dikemukakan oleh Sardiman, A.M. (2004: 95) yang menyatakan “Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat terlihat bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar yang saling berinteraksi sehingga menimbulkan perubahan dari perilaku belajarnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampu, dan lain sebagainya. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, ini sesuai dengan pendapat Sardiman, A.M. (2004: 99):
“Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang prestasi belajar”.


Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) maupun mental (rohani). Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait.  Sejalan dengan itu, Ahmad Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa “Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya”.

Dua aktivitas (psikis dan fisik) memang harus dipandang sebagai hubungan yang erat.  Menurut J. Pieget (dalam Ahmad Rohani, 2004: 7) “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat.  Tanpa berbuat anak tidak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.

Senada dengan hal di atas, Zainal Abidin  mengatakan bahwa ”Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajarnya baik, jika anak itu tidak melakukan belajar, karena tidak akan tahu banyak tentang meteri pelajaran”.

Selanjutnya Hopkins (1993) juga mengatakan bahwa ”Siswa dikatakan aktif, apabila tidak melakukan penyimpangan dalam hal: berbicara diluar pelajaran, memandang ke kiri ke kanan, mengganggu teman, mencari perhatian, mengerjakan tugas lain, dan keluar masuk kelas”. Banyak macam kegiatan yang dapat dilakukan siswa di sekolah, tidak hanya mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah.

Paul B. Diedrich dalam Ahmad Rohani (2004: 9) menggolongkan aktivitas sebagai berikut.
1.      Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2.      Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
3.      Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
4.      Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.
5.      Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.
6.      Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
7.      Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8.      Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Sardiman (2004 : 14) mengatakan bahwa: ”aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang prestasi belajar”.Ini berarti ada banyak kegiatan yang merupakan aktivitas belejar siswa. Dari berbagai aktivitas belajar yang dapat dilihat dan ada pula aktivitas yang tidak dapat dilihat. Aktivitas yang tidak dapat dilihat antara lain mendengar, berfikir dan membaca. Aktivitas yang dapat dilihat antara lain bertanya hal- hal yang belum jelas. Mencatat, dan menjawab pertanyaan.

Keberhasilan proses pembelajaran sebenarnya terletak pada individu siswa itu sendiri. Pada sub bab diatas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud siswa adalah seseorang individu atau kelompok yang mempunyai sifat dan keinginan pribadi sebagai seorang yang ingin mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Siswa merupakan penerima dari apa yang telah diberikan pendidik/guru untuk kemudian dijadikan suatu pengalaman belajar. Kemampuan, intelektualitas, sikap dan kepribadian siswa sangat mempengaruhi dalam keberhasilan proses pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu siswa mempunyai perbedaan individual dalam proses belajarnya. Ada siswa yang berkemampuan tinggi ada pula yang kurang, ada yang cepat menerima materi ada pula yang lambat, ada yang berbakat, ada pula yang kurang berbakat, dst.

Sebagai pendidik hendaknya mengenali dengan baik anak didiknya dan hendaknya pendidik memiliki berbagai metode mengajar, agar siswa dapat menerima atau mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Selain itu dengan guru mengetahui type belajar masing-masing siswa, maka guru dapat menentukan aktifitas siswa yag harus dilakukan dengan tepat.

Sadirman AM (2006: 96) mengemukakan, ”Yang dimaksud dengan aktifitas belajar siswa di kelas adalah “kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar seperti mendengarkan, memandang Meraba, Membantu, dan Mencicipi/Mencecap, menulis/ mencatat, membaca, Membuat ikhtisar atau Ringkasan, dan Menggaris Bawahi, Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram dan Bagan-bagan, Menyusun Paper atau Kertas Kerja, mengingat, berfikir, dan latihan atau praktik.

Seperti yang telah dikemukakan sadirman, sedikitnya terdapat enam katagori kegiatan aktivitas pembelajaran siswa yang dapat dijadikan tolak ukur penguasaan pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan guru.
1.      siswa berkomentar terhadap apa yang didengar. Siswa yang berkomentar terhadap pengetahuan yang diperoleh dari apa yang didengarnya tentu sebelumnya ia telah menguasai pengetahuan yang didengar tersebut, komentar timbul setelah pengetahuan yang diperoleh dikaitkan dengan pengetahuan lain yang ia kuasai untuk dapat menemukan suatu pengetahuan yang baru.
2.      siswa fokus terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Konsentrasi siswa sangat diperlukan dalam pentransferan ilmu pengetahuan dan pengalaman, dengan demikian materi yang diberikan guru baik berwujud visual, audio maupun audio-visual dapat diserap dengan baik.
3.      siswa mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa merupakan proses dari diserapnya pengetahuan yang diberikan. Siswa menanyakan karena siswa mencoba menelaah pengetahuan yang diperoleh agar diterima dengan logika sehingga mudah dipahami.
4.      siswa berperan aktif dalam diskusi. Peran aktif siswa dalam diskusi akan meningkatkan pemahamannya terhadap materi, karena siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi juga menyampaikannya kepada teman-temannya.
5.      siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, pengetahuan yang telah didapatnya tidak akan cepat lupa dari ingatan siswa. Tugas merupakan bagian dari pengalaman belajar yang diberikan guru kepada pesera didik.
6.      siswa bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru. Tanggung jawab merupakan hasil atau output dari proses pembelajaran yang  telah dilaksanankan. Siswa yang telah memahami pengetahuan yang diperoleh akan merasa bertanggung jawab menggunakan pengetahuan tersebut sebagai ajang mengasah kemampuan yang dimiliki.

Kriteria keaktifan belajar siswa di kelas tersebut merupakan pedoman penilaian bagi guru untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanankan. Apabila siswa belum memenuhi keenam kriteria tersebut besar kemungkinan siswa tersebut tidak akan tuntas dalam pembelajaran sesuai KKM yang telah ditetapkan dan akan besar pula peluang siswa  mengikuti pembelajaran remedial. Singkatnya, semakin siswa aktif di kelas sesuai dengan kriteria yang dijelaskan diatas maka semakin kecil peluang untuk mengikuti pembelajaran remedial.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka aktivitas belajar siswa dapat dikatakan sebagai kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar seperti berkomentar terhadap apa yang didengar, fokus terhadap materi pelajaran, mengajukan pertanyaan, berperan aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas.


Post a Comment for "Tinjauan Partisipasi/ Aktivitas Belajar Siswa"