Pertumbuhan
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga
dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan
berat. Perumbuhan
meliputi perubahan kapasitas ukuran tinggi, volume maupun lebar atau panjangnya
suatu organ fisik. Begitu pula pertumbuhan yang mencakup perubahan yang makin
sempurna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan struktur jasmani lainnya.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dicatat ukurannya secara pasti. Dalam
pandangan teori pemograman setiap individu sudah terprogram sejak masa konsepsi
yang dipengaruhi oleh factor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berta badan
bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetik (keturunan). Dengan
demikian pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan proses
pematangan fisik.
Pertumbuhan memberi pengaruh pada kesiapan fisik untuk
mengembangkan potensi untuk menjadi suatu kompetensi.seperti misalnya setelah
lahir, seorang bayi hanya dapat menangis, tidur, makan, atau minum saja.
Setelah setahun kemudian, bayi tersebut sudah bisa tengkurep, tersenyum,
memegang benda-benda tertentu (sendok, cangkir) dan sebagainya.
Perubahan-perubahan tersebut menandakan bahwa bayi sudah dapat berkembang
menjadi semakin baik.
Perumbuhan fisiologis tidak akan ada artinya, bila
individu itu sendiri tidak mau melakukan proses pembelajaran untuk memiliki
suatu kompetensi, keterampilan, atau kemampuan tertentu.
Menurut A. Gesell (1949:55) ada dua pola pertumbuhan fisik yang terarah yaitu :
1.
Prinsip Proximodistal
Ialah suatu prinsip yang menyatakan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai dari bagian saraf menuju bagian
organ luar. Pertumbuhan organ-organ fisik mulai dengan kematangan sistem saraf
kemudian akan dilanjutkan dengan bagian tangan, kaki, jari-jari. Pada bayi
maupun anak pra-sekolah, pertumbuhan fisik dimulai pada bagian limbik kemudian
pada tangan dan kaki-kakinya.
2.
Prinsip Cephallocaudal
Ialah suatu prinsip perkembangan manusia yang ditandai
dengan perubahan dari bagian organ kepala menuju bagian organ tubuh lainnya,
seperti tangan, dada, kaki dan sebagainya. Jadi perubahan fisik dimulai pada
bagian organ kepala menuju bagian organ-organ bawahnya.
Ciri-ciri pertumbuhan.
Secara garis besar terdapat empat kategori perubahan
sebagai ciri-ciri pertumbuhan yaitu:
1.
Perubahan ukuran.
Perubahan ini terjadi sangat jelas pada pertunbuhan fisik
yang dengan bertambahnya umur akan terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
atau usus akan bertambah besar, sesuai dengan penigkatan kebutuhan tubuh.
2.
Perubahan proporsi.
Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga
memperlihatkan perubahan proporsi. Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak
memperlihatikan perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa.
3.
Hilangnya ciri-ciri lama
Selama
proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan, seperti
menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya
refleks-refleks primitive.
4.
Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya cirri-ciri baru adalah sebagai akibat dari
matangnya fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang selama pertumbuhan adalah
munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan
munculnya tanda-tanda seks skunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila,
tumbuhnya buah dada pada wanita, dan lain-lain.
Program PAUD dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan
anak melalui:
1.
Pertumbuhan
otak
Pengalaman yang diberikan sedini mungkin pada saat otak
mulai berkembangan mempunyai pengaruh yang sangat besar dan spesifik, bahkan
menetap seumur hidup. Pertumbuhan otak bayi terjadi setelah lahir dan banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan termasuk pengalaman/stimulasi/
pendidikan yang diberikan kepadanya.
2.
Pertumbuhan
fisik/motorik.
Program PAUD dapat
membantu anak melakukan keterampilan gerak dasar secara sederhana dengan
koordinasi yang lebih baik, contoh :
a.
Anak
meniru gerakan senam
b.
Berayun
atau bergelantungan dengan dua tangan.
c.
Anak
diajari bagaimana melakukan gerak berpindah tempat dengan koordinasi yang lebih
baik.
d.
Anak
diajari melakukan koordinasi mata-tangan.
e.
Anak
dapat melakukan gerakan tangan dalam rangka kelenturan, kelincahan dan kekuatan
tangan.
f.
Anak
diajari bagaimana menjaga kesehatan mulut.
2. Perkembangan
Anak
Perkembangan
merupakan suatu proses yang mula-mula global, belum terpecah atau terperinci,
dan kemudian semakin lama semakin bbanyak, berdiferensisi, dan terjadi
integrasi yang hierarkis. Tinjauan ini dikenal sebagai tinjauan yang deskriptif
jadi tidak ada implikasi-implikasi empiris karena yang dilihat dalam tingkah
laku adalah hasil dan bukan perubahan itu sendiri.
Menurut
Nagel yang dikutip oleh Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1980 : 29) “perkembangan adalah pengertian dimana
terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu,
dank arena itu bilamana bila terjadi struktur baik dalam oganisasi maupun dalam
bentuk, dan akan mengakibatkan perubahan fungsi”.
Sedangkan
menurut Schneirla yang dikutip oleh Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1980 :
29) “perkembangan adalah perubahan-perubahan
progresif dalam organisasi pada organisme, dan organisme ini dilihat sebagai
sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya”.
Disamping
itu, prinsip perkembangan anak antara lain :
a.
Anak
akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman
dan nyaman dalam lingkungannya.
b.
Anak
belajar terus menerus, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu,
mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali suatu konsep, sehingga mampu
membuat sesuatu yang berharga.
c.
Anak
belajar melalui interaksi sosial, baik dengan orang dewasa atau dengan teman
sebaya.
d.
Minat
dan ketekunan anak akan memotivasi anak.
e.
Perkembangan
dan gaya belajar anak harus dipertimbangkan sebagai perbedaan individu.
f.
Anak
belajar dari hal yang sederhana sampai dengan yang kompleks, dari yang kongkrit
ke yang abstrak, dari yang gerakan ke bahasa verbal, dari diri sendiri dengan
interaksi dengan orang lain.
Juga didukung oleh prinsip pendekatan sentra dan
lingkaran, yaitu:
a.
Keseluruhan
proses pembelajarannya berlandaskan pada teori dan pengalaman empirik.
b.
Setiap
proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh kecerdasan anak
(kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah dan berencana serta dukungan
pendidik (guru/kader/pamong) dalam bentuk empat jenis pijakan.
c.
Menempatkan
penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang anak untuk aktif,
kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri.
d.
Menggunakan
standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi :
1.
Pendidik
(Guru/Kader/Pamong) menata lingkungan main sebagai pijakan lingkungan yang
mendukung perkembangan anak.
2.
Ada
pendidik (Guru/Kader/Pamong) yang menyambut kedatangan anak dan mempersilahkan
untuk bermain bebas dulu (waktu untuk penyesuaian).
3.
Semua
anak mengikuti main pembukaan dengan bimbingan pendidik (Guru/Kader/Pamong).
4.
Pendidik
(Guru/Kader/Pamong) memberi waktu kepada anak untuk kekamar kecil dan minum secara
bergiliran/pembiasaan antri.
5.
Anak-anak masuk ke kelompok
masing-masing dengan dibimbing oleh pendidik.
6.
Pendidik
duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan
pengalaman sebelum main.
7.
Pendidik
memberi waktu yang cukup kepada anak untuk melakukan kegiatan di sentra main
yang disiapkan sesuai jadwal hari itu.
8.
Selama
anak berada di sentra, secara bergilir pendidik (Guru/Kader/Pamong) memberikan
pijakan kepada setiap anak.
9.
Pendidik
bersama anak-anak bersama-sama membereskan peralatan dan tempat bermain.
10.
Pendidik
memberikan waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran.
11.
Pendidik duduk bersama anak didik dengan
membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman sebelum main.
12.
Pendidik
bersama anak-anak makan bekal yang dibawanya
(tidak dalam posisi istirahat).
13. Kegiatan
penutup.
14.
Anak-anak
pulang secara bergiliran.
15.
Pendidik
membereskan dan merapihkan catatan-catatan dan kelengkapan administrasi .
16.
Pendidik
melakukan evaluasi hari ini dan rencana esok hari.
17. Pendidik
pulang.
e.
Mempersyaratkan
pendidik dan pengelola program untuk mengikuti pelatihan sebelum menerapkan
metode ini.
f.
Melibatkan
orang tua dan keluarga sebagai satu kesatuan proses pembelajaran untuk
mendukung kegiatan anak dirumah.
Aspek-aspek perkembangan.
Ada tiga aspek yang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yakni:
a. Aspek
fisik.
Yang paling
menonjol dan nampak dalam diri individu ialah terjadinya perubahan fisik. Hal
ini terjadi dengan adanya perubahan fisik individu yang terjadi sangat cepat
yakni sejak masa konsepsi hingga masa kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dengan
pertumbuhan pada masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Proses perkembangan
fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan, kaki, dan
badan) sedangkan perubahan organ internal ditandai dengan makin matangnya
sistem saraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga mampu
meningkatkan kapasitas fungsi hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.
b.
Aspek kognitif.
Perkembangan kognitif berhubungan dengan
meningkatkan kemampuan berpikir (thinking), memecahkan masalah (Problem
Solving), mengambil keputusan (Decision Making), kecerdasan (Intelligence),
bakat (Aptitude).
c. Aspek
psikososio-emosional.
Manusia dikenal
dengan mahluk sosial, mahluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran
orang lain. Dalam menjalani kehidupan sosialnya seseorang ditutut untuk dapat
mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan bergaul dan berhubungan
dengan lingkungan hidupnya. Keberhasilan dalam mengembangkan kemampuan diri
akan menyebabkan perkembangan kepribadian yang baik. Sebaliknya ketidakmampuan
menyesuaikan diri akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang terasing,
rendah diri, pesimis, apatis, merasa cemas, kuatir atau takut, dan akhirnya
akan mempengaruhi krisis kepribadian.
Ciri-ciri
perkembangan yaitu :
a. Perkembangan
melibatkan perubahan.
Karena perkembangan
terjadi bersama dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan ditandai dengan
perubahan fungsi.
b. Perkembangan
awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak
akan melawati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya.
Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan
mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi
organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
1. Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah kepala,
kemudian menuju kearah kaudal. Pola ini disebut dengan pola
sefalokudal.
2. Perkembangan
terjadi terlebih dahulu didaerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang
dibagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halu.
Pola ini disebut dengan pola proksimodistal.
d.
Perkembangan
mempunyai tahap yang berurutan.
Tahap ini dilalui
seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut
tidak bias terjadi terbalik.
e.
Perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda.
Seperti halnya
pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki
dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian lainnya
mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f. Perkembangan
berkolerasi dengan pertumbuhan.
Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lainya.
Post a Comment for " Pertumbuhan"