Pengertian Sikap
. Pengertian Sikap
Sikap
dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu jalinan atau suatu kesatuan dari
berbagai komponen yang bersifat evaluasi. Langkah pertama adalah keyakinan,
pengetahuan dan pengamatan. Kedua, perasaan atau feeling. Ketiga, kecenderungan
individu untuk melakukan atau bertindak. Ketiga komonen tersebut saling berkaitan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Sehubungan dengan perlunya menumbuhkan keyakinan akan
baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan
atau norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut :
1.
Kesadaran
akan pluralisme. Masyarakat yang hidup demokrastis harus menjaga keberagaman
hak dan kewajiban setiap warga negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat
penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam dari
sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan potensi alamnya.
2.
Sikap
yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasrkan pada prinsip
musyawarah mufakat dan memerhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan
tercapai dengan sumber daya yang ada.
3.
Demokrasi
membutuhkan kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Demokrasi membutuhkan kerja sama antaranggota masyarakat, untuk mengambil
keputusan yang disepakati semua pihak.
4.
Demokrasi
membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk
dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan
keputusan.
5.
Demokrasi
membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa
cara mencapai moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapai tujuan.
Demokrasi yang dilakukan dengan lima nilai sebagaimana
disebutkan yaitu menghargai keberagaman, dilakukan dengan jujur dan menggunakan
akal sehat, dilaksanakan dengan kerja sama antarwarga negara, didasari sikap
dewasa dan mempertimbangkan moral, maka setiap keputusan dan tingkah laku akan
efisien dan efektif serta pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur akan
lebih mudah tercapai.
Henry B. Mayo
(1990: 46) merincikan nilai-nilai dalam demokrasi, sebagai berikut:
1.
Menyelesaikan
perselisihan dengan damai dan secara melembaga
2.
Menjamin
terselenggaranya perubahan secara damai dan dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah
3.
Menyelenggarakan
pergantian pimpinan secara teratur
4.
Membatasi pemakaian
kekerasan sampai minimum
5.
Mengakui dan menganggap
wajar adanya keanekaragaman
6.
Menjamin tegaknya
keadilan.
Kehidupan
demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha
nyata setiap warga negara dan perangkat penduduknya dan dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup dalam kehidupan bernegara.Kehidupan demokrasi tidak akan tenang, tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan perangkat
pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup (way of live) kehidupan bernegara.
2.2.4. Pengembangan
Nilai-nilai dan Sikap Demokratis di Sekolah
Membangun
pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional seperti
yang tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas. Di
tengah-tengah gencarnya tuntutan dan suara untuk membangun Indonesia baru yang
lebih demokratis di bawah pemerintahan yang bersih, berwibawa dan
reformatif justru banyak politisi yang berkarakter oportunis, arogan dan
mau menang sendiri, yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi
yang mengembangkan nilai kebebasan, kesamaan, persaudaraan, kejujuran, dan
keadilan. Padahal harus diakui, mereka memiliki kualifikasi pendidikan formal
yang tinggi. Fenomena ini tentu sangat menarik untuk disimak, sebab ada
kecenderungan asumsi, tinggi-rendahnya tingkat pendidikan kurang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tumbuhnya iklim demokrasi yang sehat.
Diperlukan
upaya agar dunia pendidikan mampu menaburkan benih-benih demokrasi kepada
peserta didik dan melahirkan demokrat-demokrat yang ulung, cerdas, dan
andal. Beratnya beban kurikulum yang harus dituntaskan telah membuat
proses belajar mengajar menjadi kehilangan ruang berdiskusi, berdialog dan
berdebat, guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Akibatnya setelah lulus
mereka menjadi asing di tengah-tengah rakyat. Tidak mungkin out-put dari dunia
pendidikan mampu menginternalisasi dan mengapresiasi nilai-nilai demokrasi kalau
otak dan emosi mereka dijauhkan dari ruang berdialog. Mustahil mereka bisa
menghargai pendapat sebagai salah satu esensi demokrasi kalau iklim belajarnya
berlangsung monoton. Sehingga dunia pendidikan perlu diberi ruang yang cukup
untuk membangun budaya demokrasi bagi peserta didik, sehingga kelak mereka
sanggup menjadi demokrat sejati yang rendah hati, berjiwa besar, toleran,
memiliki landasan etik moral dan spiritual. Apalagi di era millennium ketiga
yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan
akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai
bangsa di dunia, ranah demokrasi tentu akan menjadi penentu citra,
kredibilitas, dan akseptibilitas bangsa kita sebagai salah satu komunitas
masyarakat dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya
manusia yang bermutu dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis,
sehingga memiliki resistence yang kokoh di tengah-tengah konflik peradaban.
Selain
pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam pembentukan mental peserta didik
sesuai nilai-nilai demokrasi, demokrasi di sekolah juga mencakup proses
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Hal ini diantaranya
adalah untuk menyikapi persoalan yang tentunya tekait dengan nilai-nilai
demokrasi dalam hal ilmu pengetahuan, mengenai industri saat ini yang sering
menimbulkan pencemaran lingkungan. Banyak pihak industri yang selalu berhadapan
dengan kelompok-kelompok humanis yang anti pencemaran dan pengrusakan
lingkungan. sehingga pendidikan harus merancang perubahan-perubahan ke depan
yang tetap ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi, dengan peningkatan
solidaritas internasional, dan keseimbangan komitmen antara produktivitas,
kemajuan sains dan teknologi, yang pada gilirannya dapat mengembangkan sektor
perekonomian, namun tetap memperhatikan pemeliharaan lingkungan, dan misi
kemanusiaan, sehingga mampu menetralisir ketegangan-ketegangan sosial, dan
mampu menjaga kelestarian alam yang tidak semata menjadi kebutuhan seluruh umat
manusia dengan keseimbangan ekosistemnya, tapi juga akan diwariskan pada
generasi mendatang.
Post a Comment for " Pengertian Sikap"