Pengertian Motivasi
- Pengertian
Motivasi
Kata
motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Motivasi
adalah dorongan atau rangsangan yang diberikan oleh seseorang dengan maksud
agar orang lain mengikuti apa yang dimotivasikan dengan menggunakan rasional.
Titik
awal dari semua kegiatan adalah menimbulkan hasrat untuk berbuat sesuatu.
Keinginan untuk berbuat sesuatu itu harus dinyatakan dengan adanya dorongan
atau motif. Motif itu sendiri adanya tujuan tertentu dan dalam berbuat sesuatu
itu harus dipelajari. Pengertian
akan sesuatu nilai dalam berbuat itulah yang dinamakan motivasi.
Hamzah B. Uno (2008 : 31) menyatakan bahwa motivasi
adalah dorongan internal dan ekternal pada seseorang untuk mengadakan perubahan
tingkah laku.
Menurut Mc. Donald (2007 ; 73) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan adanya tujuan, sedangkan menurut Miftah Toha (1983 ; 201)
Perilaku manusia hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan atau dengan kata
lain prilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk
mencapai beberapa tujuan.
Pendapat
tersebut terlihat bahwa motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang oleh adanya tujuan yang menyangkut soal
kebutuhan. Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting yaitu :
1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya suatu
perubahan energi pada individu. Walau motivasi itu munculnya dalam diri manusia namun
penampilannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau
feeling, dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Jadi
motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu
tujuan.
Ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi
itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan-perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
berpengaruh dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau
keinginan.
2. Hakikat Motivasi
Setiap
individu baik laki-laki maupun perempuan memiliki kondisi internal, dimana
kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari.
Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi dapat
juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu
adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu
mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara
dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari
dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai
anggota masyarakat. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba
mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan
yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.
3.
Macam-Macam Motivasi
Keberhasilan
didalam melaksanakan suatu keinginan salah satunya ditentukan oleh besar
kecilnya motivasi yang ada. Motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi, oleh karena
itu dalam melaksanakan suatu pekerjaan motivasi itu sangat penting. Motivasi
dipengaruhi oleh suatu daya yang berada didalam diri dan di luar diri
seseorang, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Menurut Amier D. I (2000 : 162) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi seseorang adalah sebagai berikut :
1.
Motivasi intriksik yaitu motivasi yang
berasal dari dalam diri individu sendiri, hal ini penting diantaranya adalah
adanya kebutuhan dan adanya pengetahuan tentang kemampuannya sendiri.
2.
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi atau
tenaga yang berasal dari luar individu, hal ini penting diantaranya adalah
ganjaran, hukuman, persaingan dan kompetisi.
Baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik, keduanya tidak dapat
dipisahkan karena saling mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja guru.
Menurut Sardiman A.M (1994 : 89) pada dasarnya motivasi dibedakan menjadi 2
jenis yaitu :
1.
Motivasi intrinsik yaitu motif- motif yang menjadi aktif
atau berfungsi tidak perlu ada rangsangan dari luar karena di dalam individu
sudah ada.
2. Motivasi ekstrinsik yaitu motif- motif yang
menjadi aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Bila seseorang
mempunyai motivasi yang tinggi maka kemampuannya untuk beraktivitas akan
semakin tinggi pula.
Dari pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa motivasi yang timbul dari dirinya untuk berbuat sesuatu yang
muncul secara kodrati dari diri manusia itu sendiri disebut motivasi
instrinsik, sedangkan dorongan yang berasal dari luar baik yang ditimbulkan
dari suatu benda atau keadaan disebut motivasi ekstrinsik.
4. Dilihat Dari Jenisnya Motivasi
a. Motif primer (motif biogenetis)
Motif yang berasal dari kebutuhan
kebutuhan organisme demi mempertahankan kehidupannya secara biloogis. Motif ini
bersifat universal artinya tidak terkait pada umur, jenis kelamin, suku, dan
lain lain. Motif ini juga tidak terkait pada lingkungan kebudayaan tempat orang
hidup dan berkembang, maka motif ini sifatnya asli dan berkembang sendiri.
Semua orang mempunyai motif ini yang sama jenisnya, namun setiap manusia
mempunya reaksi yang berbeda dalam menanggapi motif – motif jenis ini.
Perbedaan rekasi dapat disebabkan oleh pendidikan maupun lingkungan kebudayaan.
Misalnya semua orang baik tua dan muda, kaya dan miskin, laki-laki/ perempuan
pasti mempunyai motif lapar. Meskipun di dalam menanggapi motif lapar ini
setiap orang mempunyai cara bereaksi yang berbeda – beda. Ada orang yang tidak
dapat menahan rasa lapar dalam jangka tertentu. Yang termasuk dalam jenis motif
ini adalah motif yang berasal dari kebutuhan organisme makhluk hidup dan yang
bertujuan untuk pemuas kebutuhan organisme, disini disebutkan beberapa yang
penting yaitu : lapar haus, bernafas, seksi, istirahat.
b. Motif Sekunder (Sosiogenetis)
Motif yang bersal dari kebutuhan organik
demi kelanjutan hidup biologisnya dan bersifat asli. Motif ini berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang berada dan berkembang. Timbul sebagai akibat
dari interaksi sosial dengan orang atau hasil kebudayaan. Motif ini bergantung
pada hubungan manusia dengan lingkungannya. Karena Motif bergantung pada
lingkungan, maka motif ini sangat bervariasi . Bila ditelusuri sampai dalam,
motif ini seringkali bersumber pada motif biogenetis. Motif Sekunder dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu motif darurat timbul karena keadaan lingkungan sangat
mendorong individu untuk mengambil tindakan darurat yang diperlukan, sedangkan
motif obyektif adalah motif yang diarahkan untuk dapat berhubungan dengan orang/
hal yang berbeda di dalam lingkungannya. Motif darurat muncul untuk menguasai
lingkungan, terutama membela diri dalam keadan darurat, sedang motif obyektif
bertujuan semata - mata untuk berhubungan dengan lingkungan dan muncul tidak
dalam keadaan darurat.
c. Motif ekonomi
Motif ekonomi berkaitan dengan pendapatan atau upah dan
serta gaji mempunyai fungsi sosial atau ekonomi, dimana dengan fungsi sosial
berarti karyawan dapat menjamin hidup bagi keluargannya, sedangkan dengan
fungsi ekonomi berarti dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi seseorang.
Sedangkan kebutuhan yang sangat fundamental sifatnya
adalah pekerjaan yang layak, karena pekerjaan yang layak merupakan wahana bagi
seseorang untuk mempertahankan harkat dan martabatnya. Bagi
seseorang mempunyai pekerjaan yang layak akan mampu:
- Memperoleh
pendapatan yang wajar.
- Menghilangkan ketergantungan kepada orang lain.
- Memenuhi kebutuhan dalam arti fisik material.
- Memuaskan kebutuhan yang bersifat mental spiritual.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan baik kesehatan
diri sendiri maupun orang lain. ( S.P. Siagian,
1984: 90 ).
Oleh
sebab itu, cara yang baik bagi seseorang untuk mempertahankkan dan meningkatkan
harkat dan martabatnya adalah melalui kesempatan untuk memanfaatkan
pengetahuan, ketrampilan dan keahlian dalam suatu pekerjaan atau profesi
tertentu untuk mana akan menerima imbalan atau jasa biasanya dalam bentuk upah
atau gaji.
5. Ciri- Ciri Motivasi
Menurut Sardiman A.M (1994 :
83) motivasi yang ada pada setiap individu memiliki cirri-ciri sebagai berikut
:
1. Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja
terus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sampai selesai),
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tiadak mudah
putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
msalah,
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5.
Cepat bosan pada tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7.
Tidak mudah melepaskan pada hal yang diyakininya
8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal
Berdasarkan pendapat di
atas, apabila seseorang memiliki ciri-ciri
seperti di atas, maka seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat.
Dalam kegiatan mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri, maka dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan akan tercapai
secara optimal sesuai dengan yang diharapkan.
6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalan dunia pendidikan dan dalam proses
pembelajaran di sekolah, karena dengan adanya motivasi setiap individu
diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan.
Faktor-faktor yang dapat mempengeruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor dari dalam individu, meliputi :
a. Faktor kebutuhan, yaitu dengan adanya kebutuhan, maka seseorang
mempunyai dorongan untuk berbuat atau bertingkah laku.
b. Faktor
minat, yaitu dengan adanya kecenderungan, maka seseorang akan mengikuti
minatnya sehingga terdoronglah untuk berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan
minatnya.
c. Faktor
sikap, yaitu dengan adanya kecenderungan untuk berbuat yang selalu melihat pada
tempat lingkungannya.
2. Faktor dari luar individu, antara lain mencangkup :
a. Dorongan- dorongan sebagai sumber factor
b. Pengalaman yang berulang kali
c. Tujuan khusus
yang terarah
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Karena dengan adanya motivasi setiap individu diharapkan dapat memperoleh hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan dalam setiap kegiatan yang di
lakukannya.
7. Pengertian Profesi
Menurut Carr Saunders
(Robinson, 1986 :166) telah menyarankan “suatu profesi mungkin didefinisikan
sebagai suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi dan pendidikan intelektual
khusus yang tujuannya memberikan pelayanan yang terampil atau gaji yang
ditentukan”. Menurut Millerson (Robinson, 1986: 168) menyatakan tiga cirri umum
untuk mengidentifikasikan atribut “esensial” suatu profesi yaitu :
1. Perilaku dan terorganisasi.
2. Keterampilan yang didasarkan
atas pengetahuan teoritis.
3. Keperluan latihan dan
pendidikan.
Menurut Soegito Reksodiharjo
dalam Panji anoraga (1998 :71), menyatakan bahwa profesi adalah suatu bidang
kegiatan yang dijalankan seseorang dan merupakan sumber nafkah baginya.
Meskipun, lazimnya profesi dikaitkan dengan taraf lulusan akademi/ Universitas,
suatu profesi tidak mutlak harus dijalankan oleh seorang sarjana. Walaupun
objek yang ditangani dapat berupa orang atau benda fisik, yang menjadi
penilaian orang tentang suatu profesi ialah hasilnya, yaitu yang berupa mutu
jasa atau baik-buruknya penanganan fungsinya.
Dalam situasi yang penuh
tantangan dan persaingan yang ketat seperti ini, kunci keberhasilan profesi
terletak pada taraf kemahiran orang yang menjalankan. Taraf kemahiran demikian
hanya dapat diperoleh melalui proses belajar dan berlatih sampai tingkat
kesempurnaan yang dipersyaratkan untui dicapai.
Sehingga yang dimaksud
dengan profesi adalah pekerjaan yang didalamnya terdapat beberapa ciri sehingga
menjadi berbeda dengan pekerjaan yang labelnya bukan profesi. Dimana pekerjaan
dapat disebut sebagai profesi ketika pekerjaan tersebut menggunakan perangkat
teori yang sistematik, otoritas, perangkat nilai, norma, dan symbol-simbol
serta pekerja yang professional dituntu melakukan pengawasan
8. Pengertian Guru
Menurut Ary H. Gunawan (2000
: 46), guru adalah administrator, informatory, konduktor dan harus berkelakuan
menurut harapan masyarakat. Seorang guru sebagai pendidik dan pembangun
generasi penerus bangsa diharapkan bisa berprilaku yang baik, bermoral tinggi
demi masa depan bangsa dan Negara.
Menurut Ivo K (1991 : 31)
Guru adalah pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu, tetapi tenaga
untuk menggerakan perahu tersebut haruslah berasal dari mereka atau murid yang
belajar. Jadi para murid harus didorong dan dirangsang untuk belajar bagi diri
mereka sendiri, tugas guru adalah menjamin bahwa murid-murid menerima tanggung
jawabnya sendiri untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan rasa antusiasme
untuk keperluan ini.
Sedangkan
dalam surat
keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 1989, ditegaskan
bahwa “guru adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang untuk
melaksanaakan tugas pendidikan disekolah “. (Sekneg, 1989 : 4)
9. Guru Sebagai Profesi
Jabatan guru
sebagai suatu profesi masih sering dipertanyakan, setidaknya ada yang beranggapan bahwa guru bukanlah
suatu profesi. Dedy Supriyadi (1999 : 24) menyatakan bahwa guru sebagai suatu
profesi di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (Emerging Profession) yang
tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi
lainnya, sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau
semi profesional.
Pekerjaan profesional berbeda dengan
pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus
dalam melaksanakan profesinya dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu. Robert B.Howsam. et al yang dikutip oleh Sutjipto dan
Kosasi (1994 : 23) menyatakan guru harus dilihat sebagai profesi yang baru
muncul, dan karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semi
profesional, malahan mendekati status jabatan profesi penuh. Di Indonesia upaya
menuju profesionalisasi guru terus dilakukan, hal ini nampak dengan adnya
peraturan yang menyatakan bahwa yang boleh menjadi guru hanya mereka yang
berijazah dari program pendidikan keguruan atau akta mengajar dan dikeluarkan
oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), selain itu juga dengan
dikeluarkannya Keputusan Menpan No. 26 tahun 1989, yang menentukan bahwa guru
mendapat tunjangan fungsional sebagai pengajar.
Bahkan sekarang dalam Undang-undang RI
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 39 ayat
2 dinyatakan bahwa : Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Selanjutnya pada ayat 3 dikatakan bahwa :
Pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan dasar dan menengah disebut guru
dan pendidik yang mengajar pada suatu pendidikan tinggi disebut dosen.
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan
bahwa guru adalah suatu profesi, dimana profesionalisme guru masih perlu
ditingkatkan terus menerus. Pengembangan profesionalisme guru diakui sebagai
hal yang fundamental guna meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan profsional adalah proses dimana
guru dan Kepala Sekolah belajar, meningkatkan dan menggunakan pengetahuan,
ketrampilan dan nilai secara tepat. (Ray Bolam, 2002 : 103) menyatakan bahwa
definisi pengembangan profesional adalah :
a.
Suatu proses yang terus menerus tanpa henti dari
kegiatan pendidikan, latihan belajar dan support
b. Mengambil tempat
baik di luar atau di dalam tempat kerja.
c. Secara proaktif terlibat dalam menentukan mutu :
guru yang profesional, kepala sekolah dan pimpinan sekolah lainnya.
d. Bertujuan terutama pada peningkatan belajar dan
pengembangan profesionalisme pengetahuan, ketrampilan dan nilai.
e. Membantu mereka untuk menetapkan dan
mengimplementasikan perubahan nilai dalam perilaku mengajar dan kepemimpinan.
f.
Sehingga mereka dapat mengajar lebih efektif.
g. Dengan demikian tercapai keseimbangan antara
kebutuhan individual, sekolah dan nasional.
Profesi guru
memiliki tugas untuk melayani masyarakat dalam bidang pendidikan,. Tuntutan
profesi ini adalah memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan
kepada masyarakat. Secara khusus guru
dituntut untuk dapat memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan perancanaan yang sudah disusun.
Untuk mencapai tujuan itu diperlukan guru-guru yang profesional. (Usman, 2002 :
15) menyatakan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
10. Karakteristik Profesional Guru
Guru mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Adapun peranan guru menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 48) adalah
sebagai berikut:
1. Kolektor
Guru
harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
nilai yang buruk.
2. Inspirator
Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham)
bagaimana cara belajar yang baik.
3. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum.
4. Organisator
Guru harus memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan
sebagainya.
5. Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah
dan aktif belajar.
6. Inisiator
Guru harus dapat
menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
7. Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik.
8. Pembimbing
Dalam hal ini kehadiran guru disekolah adalah untuk
membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
9. Demonstrator
Guru disini dijadikan sebagai alat peraga, yaitu
apabila ada bahan yang sukar dipahami anak didik hendaknya guru harus berusaha
membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara dikdatis,
sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.
10. Pengelola kelas
Guru hendaknya
harus dapat mengelola kelas dengan baik dan mengelola program belajar.
11. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik
media non material maupun materiil.
12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki,dan menilai
secara kritis terhadap proses
pengajaran.
13. Evaluator
Guru dituntut menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur dengan
memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.
Sedangkan menurut petunjuk
Depdiknas (2004), bahwa berdasarkan pada prinsip-prinsip peningkatan kualitas
profesional guru, maka dapat disebutkan karakteristik
profesional guru sebagai berikut :
Post a Comment for "Pengertian Motivasi"