Mutu Pendidikan
Mutu Pendidikan
Mutu mengandung makna derajat
(tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun
jasa; baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan
pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai
input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi
(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. (Umaedi.
2011).
Dari sisi guru, mutu dapat dilihat
dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi proses belajar siswa. Menurut
Djemari Mardapi yang dikutip Umaedi (2011) bahwa “setiap tenaga pengajar
memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan siswa belajar dan
keberhasilan guru mengajar. Sementara itu dari sudut kurikulum dan bahan
belajar mutu dapat dilihat dari seberapa luwes dan relevan kurikulum dan bahan
belajar mampu menyediakan aneka stimuli dan fasilitas belajar secara
berdiversifikasi”. Dari aspek iklim pembelajaran, kualitas dapat dilihat dari
seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang
menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas
kependidikan.
Sedangkan Departemen pendidikan
nasional, Direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah (Dit.Dikdasmen, 2009)
menyatakan bahwa “Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan,
pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan”. Proses
pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari
hasil proses disebut output.
Dewasa ini masalah mutu pendidikan
banyak dibicarakan di semua tingkat pendidikan, baik melalui masmedia mapun
melalui pembicaraan langsung oleh masyarakat.
Mastuhu (2000) berpendapat: “Pandangan umum menyatakan
bahwa mutu pendidikan di sekolah dewasa ini lebih rendah. Pada dasarnya masalah mutu pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi dua ke-lompok besar, yaitu masalah yang bersumber pada
sebab-sebab intern dan yang bersumber pada sebab-sebab ekstern. Masalah yang bersumber dari sebab-sebab
intern, berasal dari guru itu sendiri yang sebenarnya berada dalam kemampuan
mereka untuk mengatasinya. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan sebab-sebab
ekstern, yaitu hal-hal yang berasal dari luar sistem pembelajaran dan
sebenarnya berada diluar jangkauan para guru untuk mengatasinya”.
Di dalam kegiatan-kegiatan musyawarah
guru matapelajaran (MGMP) atau kelompok kegiatan guru (KKG) yang
diselenggarakan, sering dibicarakan masalah mutu pendidikan. Pada diskusi tersebut dibahas tentang mutu
pendidikan dengan melihat dari berbagai aspek, yaitu mengenai anak didik
(siswa), para guru berpendapat: “Siswa pada umumnya kurang belajar keras,
kurang dilibatkan dengan dunia nyata dalam belajarnya, kurang aktivitas da-lam
belajar guna mencapai penguasaan kompetensi tertentu”.
Mutu dalam pengertian umum yang
berarti juga kualitas diartikan sebagai gambaran tingkat baik buruk sesuatu
hal, Adapun arti mutu dalam pendidik-an menurut Tjiptosasmito (1979):
“Dalam perkataan mutu itu terkandung dua hal, yaitu
kualitas dan taraf. Kualitas adalah
deskripsi tentang sifat baik buruk suatu hal. Deskripsi itu dihubungkan dengan
suatu taraf, yaitu kedudukan dalam suatu skala, sementara itu kualitas
pendidikan lazimnya dihubungkan dengan persoalan sejauh mana pembelajaran berhasil
dalam men-capai tujuan, baik yang bersifat kognitif maupun yang bukan bersifat
kognitif, baik yang mudah diukur maun yang tidak mudah diukur”.
Pendapat di atas menggambarkan bahwa
sejauh mana suatu pembelajaran dapat mengubah tingkah laku anak didik atau
siswa bila dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Tingkah laku anak didik itu meliputi aspek
kognitif maupun aspek non-kognitif, baik yang mudah diukur maupun yang sukar
diukur. Mutu seolah-olah dapat diartikan
sebagai tingkah laku anak didik berupa pengetahuan, keterampilan (aktivitas)
dan sikap (tanggapan) yang dimiliki setelah mereka menyelesaikan suatu
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah karakteristik menyeluruh dari
proses pendidikan (mencakup input, proses, dan output pendidikan) sebagai
ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional karena mutu
pembelajaran merupakan komponen penting dari pencerminan mutu suatu bangsa.
Post a Comment for "Mutu Pendidikan"