Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Discovery Learning

A.      Metode Discovery Learning
Hamalik (2004:134) menyatakan bahwa:
“Metode discovery adalah suatu  prosedur mengajar yang manitikberatkan studi individual, manupulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu komponen dari praktek pendidikan yang sering disebut sebagai heuristic teaching, yakni: suatu tipe pengajaran yang meliputi metode-metode yang disusun untuk memajukan rentang yang luas dari belajar aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri (self-directed), inkuiri, dan model belajar reflektif.”
Pendapat ini menegaskan bahwa metode discovery merupakan suatu metode pengajaran yang bertujuan untuk membimbing siswa dalam  menemukan suatu konsep melalui pengalaman belajar siswa sendiri, mulai dari membuat dugaan sampai menemukan suatu konsep yang benar.
Richard (Roestiyah, 2008:20) menyatakan bahwa: “Discovery learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri”.
1.        Pengertian Metode Penemuan (Discovery Method)
Metode Penemuan (Discovery Method) menurut Suryosubroto (2009:  178) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata.
Metode Penemuan (Discovery Method) merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. 
Metode Penemuan menurut Roestiyah (2008: 20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan.  Metode discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip.  Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.  Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penemuan (discovery merhod) adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diarahkan. Penggunaan metode discoveri ini guru berusaha meningkatkan aktivitas dalah proses belajar mengajar.
2.        Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Penemuan (Discovery Method)
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan (discovery method) menurut Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002: 199) adalah :
1.     identifikasi kebutuhan siswa,
2.     seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari,
3.     seleksi bahan dan problema serta tugas-tugas,
4.     membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa,
5.     mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan,
6.     mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa,
7.     memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan,
8.     membantu siswa dengan informasi dan data, jika diperlukan oleh siswa,
9.     memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
10. merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa,
11. memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, dan
12. membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Sedangkan langkah-langkah discovery yang dilakukan siswa menurut Hamalik (2001: 220) adalah :
1.      mengidentifikasi dan merumuskan topik,
2.      mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,
3.      memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2,
4.      mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,
5.      merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi langkah-langkah Hamalik (2001: 220) tersebut menjadi :
1.      Merumuskan masalah
2.      Merumuskan hipotesis
3.      Merencanakan kegiatan
4.      Melaksanakan kegiatan
5.      Mengumpulkan dan menganalisis data
6.      Membuat kesimpulan

3.        Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan (Discovery Method)
Metode penemuan, menurut Gilstrap (Dimyati dan Moedjiono, 2006: 87), memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.  Beberapa keunggulan dalam metode penemuan adalah sebagai berikut.
1.     Metode ini kemungkinan yang besar untuk memperbaiki dan / atau memperluas persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif siswa.
2.     Pengetahuan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.
3.     Metode penemuan dapat menimbulkan gairah pada diri siswa karena siswa merasakan jerih payahnya membuahkan hasil.
4.     Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan sesusai dengan kemampuannya sendiri.
5.     Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri, sehingga lebih termotivasi untuk belajar.
6.     Metode ini membantu siswa memperkuat konsep siswa dengan bertambahnya rasa percaya diri selama proses kerja penemuan.
7.     Metode ini terpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pendinamisator dari penemuan.
8.     Metode ini membantu perkembangan siswa menuju ke skeptisme (perasaan meragukan) yang sehat untuk mencapai kebenaran akhir dan mutlak.

Selain memiliki kelebihan, metode penemuan juga memiliki kelemahan.  Beberapa kelemahan metode penemuan adalah sebagai berikut.
1.     Metode ini mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berpikir yang dapat dipercaya.
2.     Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang jumlahnya besar.
3.     Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini, kurang bisa diterapkan oleh guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran yang tradisional,
4.     Mengajar dengan pengetahuan akan dipandang sebagai metode yang telalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang memperhatikan perolehan sikap.
5.     Metode ini tidak memungkinkan siswa untuk berpikir kreatif, bila sejak awal konsep yang akan ditemukan telah dipilih guru dan proses penemuannya juga dibawah bimbingan guru.


Post a Comment for " Metode Discovery Learning"