Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsep Belajar

Konsep Belajar
Konsep belajar adalah rencana/ pandangan untuk mengabtraksikan perubahan tingkah laku seseorang atau sekelompok besar orang melalui suatu pengalaman dan latihan. Konsep belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:
a.  Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,  penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b.  Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c. Sikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
     (PP no 19 tahun 2005 pasal 25 ayat 4).

Penjelasan diatas selanjutnya dijabarkan oleh Benjamin Bloom (1956) menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu : ”domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam kemampuan yang disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan penilaian; domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari : gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani, gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif”. Secara spesifik, berikut adalah penjelasan taxonomi “Benyamin S. Bloom, Gage dan Berliner yang mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik” (Anni 2004:6).

a.       Ranah Kognitif
“Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual” (Anni 2004:6). Ranah kognitif mencakup enam kategori yaitu :
1)            Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.
2)            Pemahaman (comprehension)
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran dengan bahasa atau ungkapan sendiri.
3)            Penerapan (application)
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.
4)            Analisis (analysis)
Analisis mengacu pada kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan semacamnya atas elemen-elemennya sehingga dapat menentukan hubungan masing-masing elemen.
5)            Sintesis (synthesis)
Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.
6)            Penilaian (evaluation)
Penilaian mengacu pada kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, produk, metode dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.




b.      Ranah Afektif
Ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Krathwohl (dalam Sugandi 2004:25) membagi taksonomi ranah afektif menjadi lima kategori yaitu :
1)            Penerimaan (receiving)
Penerimaan mengacu pada kesadaran, kemauan, perhatian individu untuk menerima dan memperhatikan berbagai stimulus dari lingkungannya.
2)            Penanggapan (responding)
Penanggapan mengacu pada adanya rasa kepatuhan individu dalam hal mematuhi dan ikut serta terhadap sesuatu gagasan, benda atau sistem nilai.
3)            Penghargaan terhadap nilai (valuing)
Penghargaan terhadap nilai menunjukan sikap menyukai, menghargai dari sesorang individu terhadap suatu gagasan, pendapat atau sistem nilai.
4)            Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian menunjukan adanya kemauan membentuk sistem nilai dari berbagai nilai yang dipilih.
5)            Pembentukan Pola Hidup (organization by a value complex)
Pembentukan pola hidup menunjukan kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan serta mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya.


c.       Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabet Simpson (dalam Anni 2004:9) membagi ranah psikomotorik menjadi tujuh kategori yaitu :
1)            Persepsi (perception)
Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang membantu kegiatan motorik.
2)            Kesiapan (set)
Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. Kategori ini mencakup kesiapan mental dan jasmani.
3)            Gerakan terbimbing (guided response)
Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar ketrampilan komplek. Gerakan terbimbing meliputi peniruan dan mencoba-coba.
4)            Gerakan terbiasa (mechanism)
Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja dimana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir.
5)            Gerakan kompleks (complex overt response)
Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan ditunjukan melalui kecepatan, kehalusan, keakuratan, dan yang memerlukan energi minimum.
6)            Penyesuaian (adaptation)
Penyesuaian berkaitan dengan ketrampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah baru.
7)            Kreativitas (creativity)
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.


Konsep belajar harus memperhatikan ranah kognitif, afektif dan sikomotorik siswa agar pembelajaran yang dilaksanakan mendapat hasil yang maksimal yaitu perubahan struktural yang saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.

Post a Comment for "Konsep Belajar"