Faktor-faktor Ekstern
1) Faktor-faktor
Ekstern
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
belajar, dapatlah dikelompokkan menajdi tiga faktor yaitu:
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa baik atau buruk cara orang tua mendidik anaknya
yang akan berpengaruh terhadap belajarnya, relasi antar anggota keluarga yang
baik dengan hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang antar anggota
keluarga, suasana rumah yang tenang dan tentram terjadi di dalam keluarga di
mana anak berada dan belajar, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua
dan latar belakang kebudayaan keluarga.
b. Faktor
sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dengan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah bagi siswa.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang
juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan/kegiatannya siswa dalam masyarakat, seperti kegiatan yang mendukung
belajar misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi dan lain
sebagainya. Selanjutnya mass media yang baik seperti bioskop, TV, surat kabar,
buku-buku, dan lain-lain yang member pengaruh baik terhadap siswa dan juga belajarnya.
Teman bergaul yang baik, sehingga akan berpengaruh baik terhadap siswa, begitu
juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek akan berpengaruh yang bersifat buruk
juga bagi siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan
agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pengawasan dari orang tua
dan pendidik dengan bijaksana (jangan terlalu ketat, dan jangan terlalu
lengah). Serta bentuk kehidupan masyarakat yang baik, agar dapat member
pengaruh yang positif terhadapa anak/siswa sehingga dapat belajar dengan
sebaik-baiknya.
f.
Prinsip-Prinsip Belajar
1)
Belajar merupakan bagian dari perkembangan
Belajar
dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi berhubungan erat. Dalam perkembangan dituntut
belajar, dan dengan dari belajar ini perkembangan individu lebih pesat.
2)
Belajar berlangsung seumur hidup
Kegiatan
belajar dilakukan sejak lahir sampai menjelang kematian, sedikit demi sedikit
dan terus-menerus. Perbuatan belajar dilakukan individu baik secara sadar
ataupun tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, direncanakan atau tidak.
3) Keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan,
kematangan serta usaha dari indvidu
sendiri. Dengan berbekalan potensi yang tinggi, dan dukungan factor lingkungan
yang menguntungkan, usaha belajar dari individu yang efesien yang dilaksanakan
pada tahap kematangan yang tepat akan keberhasilan memberikan hasil belajar
yang maksimal.kondisi yang sebaliknya akan memberikan hasil yang minim pula.
4) Belajar
mencakup semua aspek kehidupan
Belajar bukan hanya berkenaan denan
aspek intelektual, tetapi juga aspel social, budaya, ekonomi, politik, moral,
religi, seni, keterampilan, dan lain sebagainya.
5) Kegiatan
belajar berlangsung pada setiap saat tempat dan waktu.
Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung
disekolah, tetapi juga di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi bahkan di
manasaja bisa terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap saat,
tidak terjadi berlangsung pada jam-jam pelajaran atau jam kuliah, kecuali pada
saat tidur, pada saat lainnya dapat berlangsung proses belajar.
6) Belajar
berlangsung dengan guru atau tanpa guru
Proses belajar dapat berjalan dengan
bimbingan seseorang guru, tetapi juga tetap berjalan meskipun tanpa guru.
Belajar berlangsung dalam situasi formal maupun situasi informal.
7) Belajar
yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.kegiatan belajar
yang diarahkan kepada penguasaan, pemecahan atau pencapaian sesuatu hal yang
bernilai tinggi, yang dilakukan secara sadar dan berencana membutuhkan motivasi
yang tinggi pula. Perbuatan belajar demikian membutuhkan waktu yang panjang
dengan usaha yang sungguh-sungguh.
8) Perbuatan
belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat
kompleks. Perbuatan belajar yang sederhana adalah mengenal tanda (signal learning dari Gagne), mengenal
nama, meniru perbuatan dll, sedang perbuatan yang kompleks adalah pemecahan
masalah, pelaksanaan sesuatu rencana, dan lain sebagainya..
9) Dalam
belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Proses kegiatan belajar tidak selalu
lancer, adakalanya terjadi kelambatan atau perhentian yang dapat terjadi karena
belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya.
10) Untuk
kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang lain. Tidak semua hal dapat dipelajari
sendiri.
g.
Pengertian aktivitas belajar
Pengertian aktivitas
belajar diungkapkan oleh Wasty Soemanto (1998: 13) bahwa jenis
aktivitas belajar “Mendengarkan, memandang, meraba, mencium,dan
mencicipi/mengecap menulis atau mencatat, membaca, membuat ihktisar atau
ringkasan dan menggaris bawahi, mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan
bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, latihan
atau praktek”.
Peran
guru juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas belajar, pada awalnya
menurut perintah guru, dan selanjutnya sedikit demi sedikit melakukan kegiatan
secara mandiridengan penuh kesadaran akan pentingnya belajar. Seperti yang
diungkapkan oleh Gie (1981;6) ”Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seorang yang
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa pengetahuan atau kemahiranyang
sifatnya sedikit banyak permanen”.
Pengertian aktivitas
belajar diungkapkan oleh
Meichati (1876;152) “Aktivitas
belajar adalah suatu kegiatan yang diharapkan pada suatu tujuan dalam kegiatan
ini individu meninjau lebih dahulu tujuan yang akan dicapainya dan ia memang melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan belajar”.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala
kegiatan yang di lakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu untuk mencapai tujuan belajar.
h.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar.
Belajar adalah merupakan proses kegiatan
merubah tingkah laku kearah positif yang mempengaruhi. Faktor itu dikemukakan
oleh beberapa ahli. Adanya faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar menurut
W.S Winked (1983;24) sebagai berikut :
1)
Dari pihak murid
dapat kecerdasan atau kemampuan belajar, motivasi belajar, keadaan sosial,
ekonomi keluarga, keadaan kesehatan anak.
2)
Dari pihak guru
dapat berupa metode mengajar, penguasaan bahan atau materi dan gaya mengajar.
Sedangkan
dari P & K (1983;59) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi aktivitas
belajar dapat berupa tingkat kesehatan anak, keluarga, masyarakat sekitarnya
dan faktor sekolah.
Selain
itu Muri Yusuf (1982;45) mengatakan bahwa masalah yang ada pada anak dalam
keluarga maupun dalam sekolah yaitu :
a.
Masalah Pribadi.
b.
Masalah
Psikologis permanen : intelegensi yang terbatas, hambatan penglihatan, masalah
persepsi, masalah cacat pisik.
c.
Masalah
Psikologis temporer : masalah gizi, keletihan kecanduan.
d.
Masalah
Kenakalan.
e.
Masalah Sosial.
f.
Masalah Waktu
Senggang.
g.
Masalah Minat.
h.
Masalah
Pendidikan.
i.
Masalah Belajar.
i.
Membangkitan Aktivitas Belajar Siswa.
Aktivitas
belajar yaitu suatu aktivitas yang sangat diperlukan dalam belajar. Adapun
keaktivan siswa ini dapat dibagi menjadi dua menurut EP Hutabarat (1985;18)
yaitu :
1)
Keaktivan
jasmani adalah sebagai kegiatan yang dilakukan seperti kesibukan melakukan
penelitian, percobaan, membuat konstruksi mode bercocok tanam dan sebagainya.
2)
Keaktivan rohani
adalah bekerja unsure-unsur kegiatan murid dalam pelajaran yang tampak jelas
pada ketrekunan mengikuti pelajaran, mengamati secara cermat,mengingat,
berfikir untuk memecahkan persoalan dan mengambil kesimpulan.
Dari
pengertian di atas antara keaktifan jasmani dan rohani tidak dapat dipisahkan
karena apabila siswa melakukan aktivitas jasmani sekaligus aktivitas rohaninya
bekerja. Dengan adanya keaktivan jasmani dan rohani kita perlu juga
membangkitkan aktivitas belajar siswa. Menurut Pieget (dalam Imansyah
Alipandie, 1984;19) menyatakan bahwa :
“Seorang anak
itu berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat berarti anak itu tidak
berfikir, oleh karena itu agar anak berfikir sendiri maka harus diberi
kesempatan untuk berbuat sendiri, berfikir sendiri pada taraf verbal baru akan
timbul setelah anak itu berfikir pada taraf perbuatan”.
Pendapat
di atas menjelaskan bahwa seorang anak yang ingin berbuat sudah jelas anak itu harus berfikir terlebih
dahulu dan agar seorang anak itu dapat berfikir sendiri maka anak harus diberi
kesempatan untuk berbuat sendiri juga, sehingga timbulah pikiran yang baru pada
diri anak tersebut.
j.
Macam-macam Aktivitas Belajar.
Belajar
merupakan hal yang penting oleh sebab itu belajar pasti melibatkan suatu
aktivitas. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas
belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi dimanapun dan kapanpun
memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah, berikut ini
dibahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut:
1)
Aktivitas
Mendengarkan.
Mendengarkan
adalah salah satu dari aktivitas balajar. Setiap orang yang belajar di sekolah
pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode
ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru
sampaikan.
2)
Aktivitas
Menulis, Mencatat dan membuat ringkasan.
Menulis
atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.
Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering
didukung. Walau pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah,
namun dia tidak bisa mengabaikan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setiap
orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian pula dalam hal
memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan ilmu
pengetahuan yang seseorang memiliki berbeda-beda, sehingga berbeda pula dalam
menilai bahan yang akan dicatat.
Perlu
diketahui bahwa tidak setiap mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang
bersifat menurut, menjiplak atau mencopy tidak dapat dikatakan sebagai
aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu
apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta
menggunakan perangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi
pencapaian tujuan belajar.
Dalam
mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat yang dapat menunjang
pencapaian tujuan belajar, maka dari itu jangan membuat catatan sembarangan,
sebab bisa mendatangkan kerugian material dan pemikiran. Akibat lainnya adalah
akan sia-sia catatan itu, karena tidak bisa digunakan untuk kepentingan
kemajuan dan kesuksesan studi.
Banyak
orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan
ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang
dapat membantu dalam hal meningkatkan atau mencari kembali materi dalam buku
untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca,
pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah(underling). Hal ini sangat
membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu dikemudian hari, bila
diperlukan.
3)
Aktivitas
membaca.
Aktivitas
membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar disekolah
atau perguruan tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi
juga membaca majalah, Koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penilitian, catatan
hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
kebutuhan studi.
Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pintu ilmu
pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain
yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik
dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti
kebodohan.
4)
Aktivitas
Mengingat.
Mengingat
merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat
sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.perbuatan mengingat
dilakukan bila sesorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
Ingatan
itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukan (learning), menyimpan
(retention), dan menimbulkan kembali ( remembering) hal-hal yang telah lampau.
Jadi mengenai ingatan tersebut ada tiga fungsi, yaitu :
Memasukan,
menyimpan, dan mengangkat kembali kealam sadar.
Ingatan
seseorang dipengaruhi beberapa faktor, yaitu sifat seseorang, alam sekitar,
keadaan jasmani, keadaan rohani, dan unsure seseorang.
5)
Aktivitas
Berfikir.
Berfikir
adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir orang memperoleh penemuan
baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
Berfikir bukanlah sembarang berfikir, tetapi ada syaraf tertentu, dari taraf
berpikir yang rendah sampai taraf berfikir yang tinggi.
6)
Aktivitas
Bicara.
Bicara
merupakan salah satu dari aktivitas yang sangat sering dilakukan. Karena dengan
berbicara orang dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung, serta dapat
pula menyatakan sesuat apabila menurut ia tidak sesuai dengan pemikirannya atau
dapat juga merumuskan sesuatu.
k.
Prinsip-prinsip
Aktivitas dalam belajar
l.
Jenis-jenis Aktivitas
dalam belajar
Paul
B. Diedrich yang di kutip alam Sardiman (2012:101) membuat suatu daftar yang
berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai
berikut:
1.
Visual
activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2.
Oral activities,
seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3.
Listening
activities, sebagai contoh mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, music,
pidato.
4.
Writing
activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5.
Drawing
activities, misalnya mengambar, membuat grafik, peta, diagram.
6.
Motor
activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7.
Mental
activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8.
Emotional
activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang, gugup.
Dengan klafikasi
aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah
cukup kompleks dan bervariasi. Apabila berbagai macam tersebut dapat diciptakan
di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan
benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan
memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. Tetapi
sebaliknya ini semua merupakan tantangan yang menuntut jawaban dari para guru.
Kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang
bervariasi.
Post a Comment for " Faktor-faktor Ekstern"