Ciri-Ciri Interaksi Sosial
A.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Lomis dalam Soeleman B. Taneko
(2008:114) mengemukakan ciri-ciri penting dari
interaksi sosial, yaitu:
1. Jumlah pelaku lebih dari seorang, bisa dua
atau lebih,
2. Adanya komunikasi antara para pelaku
dengan menggunakan simbol-simbol,
3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi
masa lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dari aksi yang sedang
berlangsung,
4. Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas
dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat.
Apabila interaksi sosial itu di ulang menurut pola
yang sama dan bertahan untuk waktu yang lama, maka akan terwujud hubungan sosial
(social relation).
B.
C.
d. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Oleh karena interaksi terdiri dari kontak dan
komunikasi, dan di dalam proses komunikasi mungkin saja terjadi berbagai
penafsiran makna perilaku; dan penafsiran makna yang sesuai dengan maksud fihak
pertama akan menghasilkan suatu kondisi yang kondusif di antara kedua belah
fihak yang didapat dinamakan kerjasama.
Tetapi, apabilapenafsiran makna tingkah laku itu
menyimpang atau bertentangan dengan makna yang di maksud, kemungkinan akan
menghasilkan pertikaian, dan yang mungkin akan berlanjut mejadi persaingan.
Suatu pertikaian (tidak) mungkin akan berlangsung
untuk selama-lamanya (walaupun mungkin ada), sebab pada suatru saat atau suatu
ketika pertikaian akan mendapatkan penyelesaiannya (walaupun bersifat sementara
saja). Suatu keadaan selesainya pertikaian merupakan working relationship yang
di sebut akomodasi (accomodation) dan
ini dapat di pandang sebagai bentuk interaksi sosial.
Dengan demikian, bentuk-bentuk dari interaksi
sosial itu adalah terdiri dari:
1. kerja sama
2. pertikaian
3. persaingan, dan
4. akomodasi
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa pada dasarnya
ada dua bentuk umum dari interaksi sosial, yaitu assosiatif dan dissosiatif.
Suatu interaksi sosial yang assosiatif merupakan proses yang menuju pada suatu
kerja sama. Sedangkan bentuk interaksi dissosiatif dapat di artikan sebagai
suatu perjuangan mealwan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Apakah suatu interaksi sosial dissosiatif mengakibatkan hal-hal
positif, tergantung pada masalah yang dipertentangkan dan juga dari struktur
sosial di mana pertentangan itu terjadi. Salah satu faktor yang akan dapat
membatasi akibat-akibat negative
dari pertentangan itu terjadi. Salah satu faktor yang akan dapat membatasi
akibat-akibat negative dari pertentangan adalah sikap toleransi yang telah
melembaga. Dengan demikian proses interaksi dissosiatif mungkin berguna bagi
masyarakat yang bersangkutan terutama dalam hal hal-hal sebagai berikut:
1.
untuk
menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.
2.
Sebagai
suatu jalan atau saluran di mana keinginan-keinginan, kepentingan-kepentingan
serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalur
dengan sebaik-baiknya.
3.
Sebagai
alat untuk mengadakan seleksi social.
4.
Sebagai
alat untuk menyaring warga-warga masyarakat untuk mengadakan pembagian kerja.
Jadi, ada dua macam bentuk umum proses social yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi social, maka yaitu:
1.
Bentuk umum Assosiatif, meliputi bentuk khusus
b.
Kerja sama
c.
Akomodasi
2.
Bentuk umum dissosiatif, meliputi bentuk khusus
a.
Pertiakaian
b.
Persaingan.
2.5.
Perubahan Sosial
Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan, wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Menurut
Soerjono Soekanto (2008:303) dalam Sosiologi Suatu Pengantar mengemukakan
ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsure-unsur kebudayaan baik
yang material maupun yang immaterial, yang dikemukakan adalah pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material tehadap unsure-unsur immaterial.
Gillin
dan Gillin dalam Soerjono Soekanto (2008:304) mengatakan perubahan-perubahan
sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat.
Definisi
lain dari Selo Somardjan dalam Soerjono Soekanto (2008:305) perubahan sosial
adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Menurut
Soerjono Soekanto (2008:324) Faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan:
a.
Sistem
pendidikan formal yang maju.
b.
Sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
c.
Kontak
dengan kebudayaan lain.
d.
System
terbuka lapisan masyarakat
e.
Penduduk
yang heterogen
f.
Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan.
g.
Toleransi
terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang.
h.
Disorganisasi
dalam masyarakat.
Sedangkan faktor yang menghalangi jalannya perubahan
antara lain:
1.
Perkembangan
ilmu pengetahuan
2.
Sikap
masyarakat yang tradisional
3.
Vested interest (kepentingan yang telah tertanam
dengan kuatnya).
4.
Prasangka
(buruk) terhadap hal-hal baru.
5.
Rasa
takut akan terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan.
Post a Comment for " Ciri-Ciri Interaksi Sosial"