Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran Tentang Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Setiap orang, baik disadari maupun tidak selalu melaksanakan aktivitas belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar menurut Sardiman A.M (2004: 20) adalah ”merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Pendapat di atas memiliki makna bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang. Sejalan dengan pernyataan diatas Ahmad Rohani HM (2004: 19) menyatakan bahwa, ” Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan”. Belajar merupakan suatu proses dimana peserta didik yang harus aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Pendapat lain menyatakan bahwa, ”Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman” (Oemar Hamalik, 2003: 27). Pada bagian yang sama beliau juga mengemukakan bahwa, ”Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses karena adanya usaha untuk mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Thursan Hakim (2000 : 01) mengatakan bahwa ” belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan ”. segala kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan, dan menghubungkan dengan masa lampau dengan demikian dia akan berubah kedalam kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol. “Perubahan sebagai hasil belajar ada di dalam kepribadiaan manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan”. (Thursan Hakim, 2000:2). Darsono (2000:3-4) juga menyimpulkan definisi belajar sebagai suatu perubahan dari beberapa ahli di antaranya : a. Morris L. Bigge dalam buku Learning Theories for Theacers (1992) mengemukakan belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu. b. Marle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel dalam buku General Psychology (1975) mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. c. James O. Whittaker dalam buku Introduction to Psycholog (1970) mendefinisikan belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu tidak termasuk perubahan fisik, kematangan, karena sakit, kelelahan, dan pengaruh obat-obatan. d. Aaron Quinn Sartain dkk dalam buku Psychology: Understanding Human Behavior (1958) medefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Yang termasuk dalam perubahan ini antara lain cara merespon suatu sinyal, cara mengusai suatu ketrampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek. e. W.S Wingkel dalam buku Psikologi Pengajaran (1987) mengemukakan belajar adalah suatu interaksi mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai-nilai. Selain definisi di atas, ada beberapa definisi belajar secara khusus yaitu “definisi belajar yang didasarkan pada aliran psikologi tertentu” (Darsono 2000:5) di antaranya : a. Belajar menurut aliran Behavioristik Belajar merupakan “proses perubahan perilaku karena adanya pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur” (Darsono 2000:5). Supaya tingkah laku (respon) yang diinginkan terjadi, diperlukan latihan dan hadiah (reward) atau penguatan (reinforcement). Jika hubungan antara stimulus dan respon sudah terjadi akibat latihan dan hadiah atau penguatan, maka peristiwa belajar sudah terjadi. b. Belajar menurut aliran Kognitif Belajar adalah “peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar”. Agar terjadi perubahan, harus terjadi proses berfikir yakni proses pengolahan informasi dalam diri seseorang, yang kemudian respon berupa tindakan. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. c. Belajar menurut aliran Gestalt Belajar adalah “bagaimana seseorang memandang suatu objek (persepsi) dan kemampuan mengatur atau mengorganisir objek yang dipersepsi (khususnya yang kompleks), sehingga menjadi suatu bentuk bermakna atau mudah dipahami” (Darsono 2000:16). Bila orang sudah mampu mempersepsi suatu objek (stimulus) menjadi suatu gestalt, orang itu akan memperoleh insight (pemikiran). Kalau insight sudah terjadi, berarti proses belajar sudah terjadi. d. Belajar menurut aliran Konstruktivistik Belajar adalah “lebih dari sekedar mengingat” (Anni 2004:49). Teori belajar ini menyatakan bahwa guru bukanlah orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Hal ini memberikan implikasi bahwa siswa harus terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun orang mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih sikap yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi dimanapun dan kapan saja memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah prinsip-prinsip belajar. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut : a. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas. b. Proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi problematis. c. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan. d. Belajar merupakan proses kontinu. e. Belajar memerlukan kemampuan yang kuat. f. Keberhasilan ditentukan oleh banyak factor. g. Belajar memerlakan metode yang tepat. h. Belajar memerlukan adanya kesesuian antara guru dan murid. i. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri. (Thursan Hakim,2005:2) Dalyono (1997:213) menyatakan bahwa, “perwujudan prilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan antara lain: Kecakapan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dengan daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seesorang yang diperlihatkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2.1.1        Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Setiap orang, baik disadari maupun tidak selalu melaksanakan aktivitas belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar menurut Sardiman A.M (2004: 20) adalah ”merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”.

Pendapat di atas memiliki makna  bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang. Sejalan dengan pernyataan diatas Ahmad Rohani HM (2004: 19) menyatakan bahwa, ” Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan”. Belajar merupakan suatu proses dimana peserta didik yang harus aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing.

Pendapat lain menyatakan bahwa, ”Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman” (Oemar Hamalik, 2003: 27). Pada bagian yang sama beliau juga mengemukakan bahwa, ”Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses karena adanya usaha untuk mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Thursan Hakim (2000 : 01) mengatakan bahwa ” belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan ”. segala kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan, dan menghubungkan dengan masa lampau dengan demikian dia akan berubah kedalam kualitas dan kuantitas yang lebih baik.

Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol.
“Perubahan sebagai hasil belajar ada di dalam kepribadiaan manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan”. (Thursan Hakim, 2000:2).

Darsono (2000:3-4) juga menyimpulkan definisi belajar sebagai suatu perubahan dari beberapa ahli di antaranya :
a.       Morris L. Bigge dalam buku Learning Theories for Theacers (1992) mengemukakan belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu.
b.      Marle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel dalam buku General Psychology (1975) mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir.
c.       James O. Whittaker dalam buku Introduction to Psycholog (1970) mendefinisikan belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu tidak termasuk perubahan fisik, kematangan, karena sakit, kelelahan, dan pengaruh obat-obatan.
d.      Aaron Quinn Sartain dkk dalam buku Psychology: Understanding Human Behavior (1958) medefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Yang termasuk dalam perubahan ini antara lain cara merespon suatu sinyal, cara mengusai suatu ketrampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.
e.       W.S Wingkel dalam buku Psikologi Pengajaran (1987) mengemukakan belajar adalah suatu interaksi mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai-nilai.

Selain definisi di atas, ada beberapa definisi belajar secara khusus yaitu “definisi belajar yang didasarkan pada aliran psikologi tertentu” (Darsono 2000:5) di antaranya :
a.       Belajar menurut aliran Behavioristik
Belajar merupakan “proses perubahan perilaku karena adanya pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur” (Darsono 2000:5). Supaya tingkah laku (respon) yang diinginkan terjadi, diperlukan latihan dan hadiah (reward) atau penguatan (reinforcement). Jika hubungan antara stimulus dan respon sudah terjadi akibat latihan dan hadiah atau penguatan, maka peristiwa belajar sudah terjadi.
b.      Belajar menurut aliran Kognitif
Belajar adalah “peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar”. Agar terjadi perubahan, harus terjadi proses berfikir yakni proses pengolahan informasi dalam diri seseorang, yang kemudian respon berupa tindakan. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.
c.       Belajar menurut aliran Gestalt
Belajar adalah “bagaimana seseorang memandang suatu objek (persepsi) dan kemampuan mengatur atau mengorganisir objek yang dipersepsi (khususnya yang kompleks), sehingga menjadi suatu bentuk bermakna atau mudah dipahami” (Darsono 2000:16). Bila orang sudah mampu mempersepsi suatu objek (stimulus) menjadi suatu gestalt, orang itu akan memperoleh insight (pemikiran). Kalau insight sudah terjadi, berarti proses belajar sudah terjadi.
d.      Belajar menurut aliran Konstruktivistik
Belajar adalah “lebih dari sekedar mengingat” (Anni 2004:49). Teori belajar ini menyatakan bahwa guru bukanlah orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Hal ini memberikan implikasi bahwa siswa harus terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Meskipun orang mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih sikap yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh situasi.  Setiap situasi dimanapun dan kapan saja memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah prinsip-prinsip belajar. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut :
a.    Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas.
b.    Proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi problematis.
c.    Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan.
d.   Belajar merupakan proses kontinu.
e.    Belajar memerlukan kemampuan yang kuat.
f.     Keberhasilan ditentukan oleh banyak factor.
g.    Belajar memerlakan metode yang tepat.
h.    Belajar memerlukan adanya kesesuian antara guru dan murid.
i.      Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri. (Thursan Hakim,2005:2)

Dalyono (1997:213) menyatakan bahwa, “perwujudan prilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan antara lain: Kecakapan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dengan daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif”.


Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seesorang yang diperlihatkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Post a Comment for "2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran Tentang Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Setiap orang, baik disadari maupun tidak selalu melaksanakan aktivitas belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar menurut Sardiman A.M (2004: 20) adalah ”merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Pendapat di atas memiliki makna bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang. Sejalan dengan pernyataan diatas Ahmad Rohani HM (2004: 19) menyatakan bahwa, ” Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan”. Belajar merupakan suatu proses dimana peserta didik yang harus aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Pendapat lain menyatakan bahwa, ”Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman” (Oemar Hamalik, 2003: 27). Pada bagian yang sama beliau juga mengemukakan bahwa, ”Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses karena adanya usaha untuk mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Thursan Hakim (2000 : 01) mengatakan bahwa ” belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan ”. segala kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan, dan menghubungkan dengan masa lampau dengan demikian dia akan berubah kedalam kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol. “Perubahan sebagai hasil belajar ada di dalam kepribadiaan manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan”. (Thursan Hakim, 2000:2). Darsono (2000:3-4) juga menyimpulkan definisi belajar sebagai suatu perubahan dari beberapa ahli di antaranya : a. Morris L. Bigge dalam buku Learning Theories for Theacers (1992) mengemukakan belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu. b. Marle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel dalam buku General Psychology (1975) mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. c. James O. Whittaker dalam buku Introduction to Psycholog (1970) mendefinisikan belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu tidak termasuk perubahan fisik, kematangan, karena sakit, kelelahan, dan pengaruh obat-obatan. d. Aaron Quinn Sartain dkk dalam buku Psychology: Understanding Human Behavior (1958) medefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Yang termasuk dalam perubahan ini antara lain cara merespon suatu sinyal, cara mengusai suatu ketrampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek. e. W.S Wingkel dalam buku Psikologi Pengajaran (1987) mengemukakan belajar adalah suatu interaksi mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai-nilai. Selain definisi di atas, ada beberapa definisi belajar secara khusus yaitu “definisi belajar yang didasarkan pada aliran psikologi tertentu” (Darsono 2000:5) di antaranya : a. Belajar menurut aliran Behavioristik Belajar merupakan “proses perubahan perilaku karena adanya pemberian stimulus yang berakibat terjadinya tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur” (Darsono 2000:5). Supaya tingkah laku (respon) yang diinginkan terjadi, diperlukan latihan dan hadiah (reward) atau penguatan (reinforcement). Jika hubungan antara stimulus dan respon sudah terjadi akibat latihan dan hadiah atau penguatan, maka peristiwa belajar sudah terjadi. b. Belajar menurut aliran Kognitif Belajar adalah “peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar”. Agar terjadi perubahan, harus terjadi proses berfikir yakni proses pengolahan informasi dalam diri seseorang, yang kemudian respon berupa tindakan. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. c. Belajar menurut aliran Gestalt Belajar adalah “bagaimana seseorang memandang suatu objek (persepsi) dan kemampuan mengatur atau mengorganisir objek yang dipersepsi (khususnya yang kompleks), sehingga menjadi suatu bentuk bermakna atau mudah dipahami” (Darsono 2000:16). Bila orang sudah mampu mempersepsi suatu objek (stimulus) menjadi suatu gestalt, orang itu akan memperoleh insight (pemikiran). Kalau insight sudah terjadi, berarti proses belajar sudah terjadi. d. Belajar menurut aliran Konstruktivistik Belajar adalah “lebih dari sekedar mengingat” (Anni 2004:49). Teori belajar ini menyatakan bahwa guru bukanlah orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri. Hal ini memberikan implikasi bahwa siswa harus terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun orang mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih sikap yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi dimanapun dan kapan saja memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah prinsip-prinsip belajar. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut : a. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas. b. Proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi problematis. c. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan. d. Belajar merupakan proses kontinu. e. Belajar memerlukan kemampuan yang kuat. f. Keberhasilan ditentukan oleh banyak factor. g. Belajar memerlakan metode yang tepat. h. Belajar memerlukan adanya kesesuian antara guru dan murid. i. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri. (Thursan Hakim,2005:2) Dalyono (1997:213) menyatakan bahwa, “perwujudan prilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan antara lain: Kecakapan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dengan daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seesorang yang diperlihatkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang menjadi lebih baik dari sebelumnya."