Pengertian Sosial Mayarakat
Pengertian Sosial Mayarakat
Hubungan
antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain. Bersosialisasi
pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara manusia yang satu
dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka keluarga dan masyarakat
pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu, tidak akan bisa berjalan
sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan adanya
keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan segala
hal yang berhubungan dengan sosial.
Di
kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering
dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat,
seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan
dan seterusnya. Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik
merupakan hasil dari hubungan yang
baik antara individu yang satu dengan
individu lainnya. Individu
tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat. Masyarakat adalah
sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara
bersama-sama mengelola kehidupan.
Masyarakat juga
merupakan
media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
sosial.
Sebenarnya
apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan tentang istilah
tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang
berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan
tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau
kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai
anggota masyarakat atau kemasyarakatan.
Sosial merupakan
rangkaian norma, moral,
nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti
yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia. Cross and Smith
(dalam Gounaris, et al., 2003)
menggambarkan
“ikatan sosial sebagai
proses mengembangkan dan mendorong relationship
yang saling menguntungkan antara pemberi jasa dan pembeli”. Sementara Wilson and
Mummalaneni (dalam Gounaris, et al., 2003) menyatakan
bahwa
“ikatan sosial sebagai
proses yang menjelaskan bahwa tumbuhnya relationship antara dua pihak. Ikatan
sosial mempercepat partisipasi antar individu dalam pertukaran
karenameningkatkan komunikasi dan aliran informasi yang akhirnya akan
meningkatkan relationship secara menyeluruh”.
Menurut Soekanto (2009: 57) berlangsungnya
suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, yaitu
antara lain:
1.
Faktor imitasi, faktor ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah
bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian imitasi juga dapat mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah
tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu juga dapat melemahkan atau bahkan
mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
2.
Faktor sugesti, faktor ini berlangsung apabila
seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya
yang kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama
dengan proses imitasi, tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti
dapat terjadi karena pihak yang dilanda oleh emosi, yang menghambat daya
berpikirnya secara rasional.
3.
Faktor identifikasi, faktor ini sebenarnya adalah kecenderungan
kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,
karena kepribadian seseorang atas dasar proses ini. Proses identifikasi
berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar) maupun dengan disengaja
karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam
proses kehidupannya.
4.
Faktor simpati, faktor ini sebenarnya merupakan suatu
proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini
perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada
simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan ingin bekerjasama
dengannya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh
keinginan untuk belajar dengan pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih
tinggi dan harus dihormati kerena memiliki kelebihan-kelebihan atau
kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh.
Suatu interaksi sosial
tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1.
Adanya
kontak sosial (social contact). Kata
kontak sosial berasal dari bahasa Latin con
dan cum (yang artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya
menyentuh). Jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Kontak
sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah
pada suatu kerjasama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Menurut Soekanto (2009: 60) “kontak sosial dapat pula bersifat primer atau
sekunder, kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung
bertemu dan berhadapan muka, sedangkan kontak sekunder memerlukan suatu
perantara”. Sedangkan menurut Abdulsyani (2007: 154) “kontak sosial adalah
hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling
mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat”.
2.
Adanya
komunikasi. Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang laintersebut. Sebagaimana menurut Abdulsyani (2007: 155)
“komunikasi adalah persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap
sesuatu”.
Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan
sosial (social trust) merupakan
harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya
perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut
bersama-sama anggota masyarakat. Dan tentunya tidak terlepas dari tiga elemen
dasar kepercayaan sosial (Social Trust)
yaitu: 1) Adanya kepercayaan (saling percaya), 2) Sistem nilai/norma, 3)
Hubungan kerja sama.
Post a Comment for " Pengertian Sosial Mayarakat"