Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Peningkatan/ Pengembangan

Pengertian Peningkatan/ Pengembangan

Peningkatan/ pengembangan merupakan suatu proses yang mula-mula global, belum terpecah atau terperinci, dan kemudian semakin lama semakin banyak, berdiferensisi, dan terjadi integrasi yang hierarkis. Tinjauan ini dikenal sebagai tinjauan yang deskriptif jadi tidak ada implikasi-implikasi empiris karena yang dilihat dalam tingkah laku adalah hasil dan bukan perubahan itu sendiri.

Menurut Nagel yang dikutip oleh Singgih D. Gunarsa (1980 : 29)  “peningkatan/ perkembangan adalah pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, dan karena itu bilamana bila terjadi struktur baik dalam oganisasi maupun dalam bentuk, dan akan mengakibatkan perubahan fungsi”.

Sedangkan menurut Schneirla (Dalam Singgih D. Gunarsa, 1980 : 29)  “perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi pada organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya”.

Disamping itu, prinsip perkembangan anak antara lain :
a.         Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan nyaman dalam lingkungannya.
b.        Anak belajar terus menerus, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali suatu konsep, sehingga mampu membuat sesuatu yang berharga.
c.         Anak belajar melalui interaksi sosial, baik dengan orang dewasa atau dengan teman sebaya.
d.        Minat dan ketekunan anak akan memotivasi anak.
e.         Perkembangan dan gaya belajar anak harus dipertimbangkan sebagai perbedaan individu.
f.         Anak belajar dari hal yang sederhana sampai dengan yang kompleks, dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari yang gerakan ke bahasa verbal, dari diri sendiri dengan interaksi dengan orang lain.
Juga didukung oleh prinsip pendekatan sentra dan lingkaran, yaitu:
a.         Keseluruhan proses pembelajarannya berlandaskan pada teori dan pengalaman empirik.
b.        Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah dan berencana serta dukungan pendidik (guru/kader/pamong) dalam bentuk empat jenis pijakan.
c.         Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri.
d.        Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi :
1.        Pendidik (Guru/Kader/Pamong) menata lingkungan main sebagai pijakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.
2.        Ada pendidik (Guru/Kader/Pamong) yang menyambut kedatangan anak dan mempersilahkan untuk bermain bebas dulu (waktu untuk penyesuaian).
3.        Semua anak mengikuti main pembukaan dengan bimbingan pendidik (Guru/Kader/Pamong).
4.        Pendidik (Guru/Kader/Pamong) memberi waktu kepada anak untuk kekamar kecil dan minum secara bergiliran/pembiasaan antri.
5.        Anak-anak masuk kekelompok masing-masing dengan dibimbing oleh pendidik.
6.        Pendidik duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman sebelum main.
7.        Pendidik memberi waktu yang cukup kepada anak untuk melakukan kegiatan di sentra main yang disiapkan sesuai jadwal hari itu.
8.        Selama anak berada di sentra, secara bergilir pendidik (Guru/Kader/Pamong) memberikan pijakan kepada setiap anak.
9.        Pendidik bersama anak-anak bersama-sama membereskan peralatan dan tempat bermain.
10.    Pendidik memberikan waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran.
11.     Pendidik duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman sebelum main.
12.    Pendidik bersama anak-anak makan bekal yang dibawanya  (tidak dalam posisi istirahat).
13.    Kegiatan penutup.
14.    Anak-anak pulang secara bergiliran.
15.    Pendidik membereskan dan merapihkan catatan-catatan dan kelengkapan administrasi .
16.    Pendidik melakukan evaluasi hari ini dan rencana esok hari.
17.    Pendidik pulang.
e.         Mempersyaratkan pendidik dan pengelola program untuk mengikuti pelatihan sebelum menerapkan metode ini.
f.         Melibatkan orang tua dan keluarga sebagai satu kesatuan proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak dirumah.
Ada tiga aspek yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yakni:
a.   Aspek fisik.
Yang paling menonjol dan nampak dalam diri individu ialah terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi dengan adanya perubahan fisik individu yang terjadi sangat cepat yakni sejak masa konsepsi hingga masa kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan pada masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal (tangan, kaki, dan badan) sedangkan perubahan organ internal ditandai dengan makin matangnya sistem saraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.

b.  Aspek kognitif.
Perkembangan kognitif berhubungan dengan meningkatkan kemampuan berpikir (thinking), memecahkan masalah (Problem Solving), mengambil keputusan (Decision Making), kecerdasan (Intelligence), bakat (Aptitude).

c.   Aspek psikososio-emosional.
Manusia dikenal dengan mahluk sosial, mahluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Dalam menjalani kehidupan sosialnya seseorang dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan bergaul dan berhubungan dengan lingkungan hidupnya. Keberhasilan dalam mengembangkan kemampuan diri akan menyebabkan perkembangan kepribadian yang baik. Sebaliknya ketidakmampuan menyesuaikan diri akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang terasing, rendah diri, pesimis, apatis, merasa cemas, kuatir atau takut, dan akhirnya akan mempengaruhi krisis kepribadian.

Ciri-ciri perkembangan yaitu :
a.     Perkembangan melibatkan perubahan.
Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan ditandai dengan perubahan fungsi.
b.     Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan melawati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c.     Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
1.    Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah kaudal. Pola ini disebut dengan pola sefalokudal.
2.    Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang dibagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halu. Pola ini disebut dengan pola proksimodistal.
d.    Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan.
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik.

e.     Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian lainnya mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.

f.      Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lainya.

Post a Comment for "Pengertian Peningkatan/ Pengembangan "