Pengertian Internalisasi
a.
Pengertian
Internalisasi
Menurut Chaplin, (2002 : 256) “Internalisasi
diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standart tingkah laku,
pendapat dan seterusnya di dalam kepribadian. Freud yakin bahwa superego, atau
aspek moral kepribadian berasal dari internalisasi sikap-sikap parental (orang
tua)”.
Menurut Muhaimin, (1996 : 153) Dalam proses
internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik atau anak asuh ada
tiga tahap yang mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi, yaitu:
a. Tahap Transformasi
Nilai : Tahap ini merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang
baik dan kurang baik. Pada tahap ini
hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik atau anak
asuh.
b. Tahap Transaksi
Nilai : Suatu tahap pendidikan nilai
dengan jalan melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik
dengan pendidik yang bersifat interaksi timbal-balik.
c. Tahap
Transinternalisasi : Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada
tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental
dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan secara aktif.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat
dikemukakan kembali bahwa internalisasi adalah suatu proses memasukkan atau
mendoktrin suatu sikap, tingkah laku atau lain sebagainya yang terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu: tahap transformasi nilai, tahap transaksi nilai dan
tahap transinternalisasi.
b.
Pengertian
Nilai
Kata value yang kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi nilai, berasal dari bahasa
Latin valare atau bahasa Perancis Kuno valoir (Enyclopedia of
Real Esate Terms, 2002).
Menurut Dictionary of
Sociology and Related Sciences mengemukakan
“nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok”. Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada
sesuatu subyek, bukan obyek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung nilai berarti
ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan demikian,
nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik
kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan
lain sebagai pembawa nilai (wastranger).
Adapun definisi nilai menurut pendapat para ahli
adalah sebagai berikut :
Menurut Mulyana (2004 : 9) “nilai itu adalah rujukan
dan keyakinan dalam menentukan pilihan”. Sedangkan menurut Kuperman (2005 :98) “nilai adalah patokan normatif
yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara
tindakan alternatif”. Sedangkan menurut Abdulsyani (2007 : 52) “nilai dapat
disebut sebagai ketentuan-ketentuan atau cita-cita dari apa yang dinilai baik
dan benar oleh masyarakat luas”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat
dikemukakan kembali bahwa nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam
menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu maka yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan,
undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki
harga dan dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada
dibalik fakta, memunculkan tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul
sebagai ujung proses psikologis dan berkembang ke arah yang lebih kompleks.
Kattsoff dalam Soemargono (2004: 323) mengatakan bahwa
hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara:
1. Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung
kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri;
2. Nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam
ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat
diketahui melalui akal;
3. Nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang
menyusun kenyataan.
Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai
mempunyai beberapa macam makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga
bermacam-macam. Rumusan yang bisa penulis kemukakan tentang makna nilai itu
adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna) merupakan nilai
(baik, benar atau indah) mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan,
mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap “menyetujui” atau mempunyai
sifat nilai tertentu dan memberi nilai, artinya menanggapi sesuatu sebagai hal
yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. Adapun
sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut :
1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam
kehidupan manusia;
2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai
mengandung harapan, cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat
ideal;
3.
Nilai berfungsi
sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Post a Comment for " Pengertian Internalisasi"