Implementasi Bhineka Tunggal Ika
Implementasi Bhineka Tunggal Ika
Setelah kita fahami beberapa
prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka langkah selanjutnya
adalah bagaimana prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika ini diimplementasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perilaku
inklusif.
Di
depan telah dikemukakan bahwa salah satu prinsip yang terkandung dalam Bhinneka
Tunggal Ika adalah sikap inklusif. Dalam kehidupan bersama yang menerapkan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika memandang bahwa dirinya, baik itu sebagai
individu atau kelompok masyarakat merasa dirinya hanya merupakan sebagian dari
kesatuan dari masyarakat yang lebih luas. Betapa besar dan penting kelompoknya
dalam kehidupan bersama, tidak memandang rendah dan menyepelekan kelompok yang
lain. Masing-masing memiliki peran yang tidak dapat diabaikan, dan bermakna
bagi kehidupan bersama.
Mengakomodasi
sifat pluralistic
Bangsa
Indonesia sangat pluralistik ditinjau dari keragaman agama yang dipeluk oleh
masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di daerah, suku bangsa dengan
bahasanya masing-masing, dan menempati ribuan pulau yang tiada jarang terpisah
demikian jauh pulau yang satu dari pulau yang lain.
Tanpa
memahami makna pluralistik dan bagaimana cara mewujudkan persatuan dalam
keanekaragaman secara tepat, dengan mudah terjadi disintegrasi bangsa. Sifat
toleran, saling hormat menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai
dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada
pihak lain, apalagi menghapus eksistensi kelompok dari kehidupan bersama,
merupakan syarat bagi lestarinya negara-bangsa Indonesia.
Kerukunan
hidup perlu dikembangkan dengan sepatutnya. Suatu contoh sebelum terjadi
reformasi, di Ambon berlaku suatu pola kehidupan bersama yang disebut pela gandong, suatu pola kehidupan
masyarakat yang tidak melandaskan diri pada agama, tetapi semata-mata pada
kehidupan bersama pada wilayah tertentu. Pemeluk berbagai agama berlangsung
sangat rukun, bantu membantu dalam kegiatan yang tidak bersifat ritual
keagamaan. Mereka tidak membedakan suku-suku yang berdiam di wilayah tersebut,
dan sebagainya. Sayangnya dengan terjadinya reformasi yang mengusung kebebasan,
pola kehidupan masyarakat yang demikian ideal ini telah tergerus arus
reformasi.
Tidak
mencari menangnya sendiri
Menghormati
pendapat pihak lain, dengan tidak beranggapan bahwa pendapatnya sendiri yang
paling benar, dirinya atau kelompoknya yang paling hebat perlu diatur dalam
menerapkan Bhinneka Tunggal Ika. Dapat menerima dan memberi pendapat merupakan
hal yang harus berkembang dalam kehidupan yang beragam. Perbedaan ini tidak
untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu. Bukan dikembangkan
divergensi, tetapi yang harus diusahakan adalah terwujudnya konvergensi dari
berbagai keanekaragaman. Untuk itu perlu dikembangkan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
Musyawarah untuk mencapai mufakat
Dalam
rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan
“musyawarah untuk mencapai mufakat”. Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan
kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang
dipilih sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah
untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi
dalam kesepa-katan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang
biasa disebut sebagai win win solution.
Dilandasi rasa kasih sayang dan
rela berkorban
Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal
Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih
sayang. Saling curiga mencurigai harus dibuang jauh-jauh. Saling percaya
mempercayai harus dikembangkan, iri hati, dengki harus dibuang dari kamus Bhinneka
Tunggal Ika. Hal ini akan berlangsung apabila pelaksanaan Bhnneka Tunggal Ika
menerap-kan adagium “leladi sesamining dumadi, sepi ing pamrih, rame ing
gawe, jer basuki mowo beyo”. Eksistensi kita di dunia adalah untuk
memberikan pelayanan kepada pihak lain, dilandasi oleh tanpa pamrih pribadi dan
golongan, disertai dengan pengorbanan. Tanpa pengorbanan, sekurang-kurangnya
mengurangi kepentingan dan pamrih pribadi, kesatuan tidak mungkin terwujud.
Bila
setiap warganegara memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, meyakini akan
ketepatannya bagi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta mau dan
mampu mengimplementasikan secara tepat dan benar insya Allah, Negara Indonesia
akan tetap kokoh dan bersatu selamanya.
Post a Comment for " Implementasi Bhineka Tunggal Ika"