Faktor Indogen
a.
Faktor
Indogen
Faktor
indogen adalah faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak yang datang dari
dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi tiga faktor yaitu:
a) faktor sugesti, b) faktor identifikasi, dan c) faktor imitasi.
Berikut
ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing faktor tersebut.
1.
Faktor
Sugesti
Nawawi (2000:72) mengemukakan bahwa “sugesti adalah
proses seorang individu didalam berusaha menerima tingkah laku maupun prilaku
orang lain tanpa adanya kritikan terlebih dahulu”. Sehubungan dengan hal ini
pula Sarwono (1997:65) berpendapat bahwa “baik tidaknya sikap sosial anak
dipengaruhi oleh sugestinya, artinya apakah individu tersebut mau menerima
tingkah laku maupun prilaku orang lain, seperti perasaan senang, kerjasama”.
Dari
pendapat ahli tersebut diatas, dapat dikatakan sugesti dapat mempengaruhi sikap
sosial seseorang sedangkan anak yang tidak mampu bersugesti cenderung untuk
tidak mau menerima keadaan orang lain, seperti tidak merasakan penderitaan
orang lain, tidak bisa bekerjasama dengan orang lain dan sebagainya.
2.
Faktor
Identifikasi
Identifikasi dilakukan kepada orang
lain yang dianggapnya ideal atau sesuai dengan dirinya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nawawi (2000:82) bahwa “anak yang mengidentifikasikan dirinya dirinya
seperti orang lain akan mempengaruhi perkembangan sikap sosial seseorang,
seperti anak cepat merasakan keadaan atau permasalahan orang lain yang
mengalami suatu problema (permasalahan)”.
Selanjutnya Sarwono (1997:88) menjelaskan bahwa:
Anak
yang menggangap keadaan dirinya seperti persoalan orang lain ataupun
keadaan orang lain seperti keadaan dirinya akan menunjukkan prilaku sikap
sosial yang positif, mereka lebih mudah merasakan keadaan orang sekitarnya,
sedangkan anak yang tidak mau mengidentifika-sikan
dirinya lebih cenderung menarik diri dalam bergaul sehingga lebih sulit untuk
merasakan keadaan orang lain.
Menurut
pendapat ahli tersebut diatas jelaslah bahwa seseorang yang berusaha
mengidentifikasikan diri dengan keadaan orang lain akan lebih mampu merasakan
keadaan orang lain, daripada seorang anak yang tidak mau mengidentifikasikan
dirinya dengan orang lain yang cenderung tidak mampu merasakan keadaan orang
lain.
3.
Faktor
Imitasi
Imitasi
dapat mendorong seseorang untuk berbuat baik. Purwanto (1999:65) mengemukakan
bahwa “Sikap seseorang yang berusaha meniru bagaimana orang yang merasakan
keadaan orang lain maka ia berusaha meniru bagaimana orang yang merasakan
sakit, sedih, gembira, dan sebagainya. Hal ini penting didalam membentuk rasa
kepedulian sosial seseorang”. Sedangkan Nawawi (2000:42) mengatakan pula bahwa “Anak-anak
yang meniru keadaan orang lain, akan cenderung mampu bersikap sosial, daripada
yang tidak mampu meniru keadaan orang lain”.
Dari
kedua pendapat tersebut diatas, jelaslah bahwa imitasi dapat mempengaruhi sikap
sosial seseorang, dimana seseorang yang berusaha meniru (imitasi) keadaan orang
lain akan lebih peka dalam merasakan keadaan orang lain, apakah orang
sekitarnya itu dalam keadaan susah, senang ataupun gembira.
b.
Faktor
Eksogen
Faktor
eksogen adalah faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak dari luar dirinya
sendiri. Dalam hal ini menurut Soetjipto dan Sjafioedin (1994:22) mengemukakan bahwa
”ada tiga faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak yaitu: “ a) faktor
lingkungan keluarga, b) faktor lingkungan sekolah dan c) faktor lingkungan
masyarakat”. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing faktor
tersebut.
1.
Faktor
Lingkungan Keluarga
Keluarga
merupakan tumpuan dari setiap anak, keluarga merupakan
lingkungan yang pertama dari anak dari keluarga pulalah anak menerima
pendidikan karenanya keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam
perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap perkembangan anak, demikian pula sebaliknya. Selanjutnya, Purwanto
(1999:89) menjelaskan bahwa “anak yang tidak mendapatkan kasih sayang,
perhatian, keluarga yang tidak harmonis,
yang tidak memanjakan anak-anaknya dapat mem-pengaruhi sikap sosial bagi
anak-anaknya”.
Dari
pendapat tersebut, jelaslah bahwa keharmonisan dalam keluarga, anak yang
mendapatkan kasih sayang serta keluarga yang selalu memberikan perhatian kepada
anak-anaknya merupakan peluang yang cukup besar didalam mempengaruhi timbulnya
sikap sosial bagi anak-anaknya.
Sehubungan
dengan hal ini pula Sarwono (1997:66) mengemukakan bahwa “keluarga adalah
bagian dari keperibadian anak sejak saat dilahirkan, pengaruh orang tua
sangatlah besar, didikan orang tua yang terlalu keras, terlalu memberikan
kebebasan akan mempengaruhi timbulnya permasalahan pada anak mudah merasakan
keadaan orang lain”.
Dari
pendapat ahli tersebut diatas, jelaslah bahwa lingkungan keluarga sangat besar
pengaruhnya dalam membentuk sikap sosial seorang anak, apalagi dengan didikan
orang tua yang penuh dengan kasih sayang, akan lebih mudah dalam membentuk
sikap sosial pada anak.
2.
Faktor
Lingkungan Sekolah
Ahmadi
(1996:65) menjelaskan bahwa “keadaan sekolah seperti cara penyajian materi yang
kurang tepat serta antara guru dengan murid mempunyai hubungan yang kurang baik
akan menimbulkan gejala kejiwaan yang kurang baik bagi siswa yang akhirnya
mempengaruhi sikap sosial seorang siswa”. Selanjutnaya Nawawi (2000:66)
mengemukakan bahwa “ada beberapa faktor lain di sekolah yang dapat mempengaruhi
sikap sosial siswa yaitu tidak adanya disiplin atau peraturan sekolah yang
mengikat siswa untuk tidak berbuat hal-hal yang negatif ataupun tindakan yang
menyimpang”.
Dari
kedua pendapat ahli di atas, maka faktor lingkungan sekolah yang dapat
mempengaruhi sikap sosial siswa adalah cara penyajian materi, prilaku maupun
sikap dari para gurunya, tidak adanya disiplin atau peraturan-peraturan sekolah
yang betul-betul mengikat siswa.
3.
Faktor
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan
masyarakat merupakan tempat berpijak para remaja sebagai makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat. Anak
dibentuk oleh lingkungan masyarakat dan dia juga sebagai anggota masyarakat,
kalau lingkungan sekitarnya itu baik akan berarti sangat membantu didalam
pembentukkan keperibadian dan mental seorang anak, begitu pula sebaliknya kalau
lingkungan sekitarnya kurang baik akan berpengaruh kurang baik pula
terhadap sikap sosial seorang anak, seperti tidak mau merasakan keadaan
orang lain.
Sarwono
(1997:59) menjelaskan bahwa “lingkungan masyarakat yang bisa mempengaruhi
timbulnya berbagai sikap sosial pada anak seperti cara bergaul yang kurang
baik, cara menarik kawan-kawannya dan sebaginya”.
Selanjutnya
Nawawi (2000:45) mengemukakan bahwa “pergaulan sehari-hari yang kurang baik
bisa mendatangkan sikap sosial yang kurang baik, begitu sebaliknya di mana
suatu lingkungan masyarakat yang baik akan mendatangkan sikap sosial yang baik
pula terhadap anak”.
Dengan
demikian dari uraian dan pendapat ahli tersebut diatas, maka lingkungan
masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukkan sikap sosial seorang
anak, begitu pula sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang baik akan
menimbulkan sikap sosial yang kurang baik pula terhadap anak.
Dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial adalah sebagai berikut: (a)
Faktor Indogen; faktor sugesti, identifikasi, dan imitasi (b) Faktor
Eksogen; faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah
Post a Comment for " Faktor Indogen"