Definisi Sikap Menjunjung Tinggi
Definisi Sikap Menjunjung Tinggi
Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap
menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa
yang dicari individu dalam kehidupan. Pada rumusan-rumusan mengenai sikap
mempunyai persamaan unsur, yaitu ketersediaan untuk berespon terhadap situasi.
Sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap
terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif.
Menurut Campbel (2003: 29) mengemukakan bahwa sikap
adalah “A syndrome of response
consistency with regard to social objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan
respon yang konsisten terhadap obyek sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2003: 124)
mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Menurut Eagle dan Chaiken (2010: 20) mengemukakan
bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang
diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku.
Pengertian sikap menurut Masri dalam Zaim (2008: 45) mengartikan “sikap sebagai
kesediaan yang diarahkan untuk menilai atau menanggapi sesuatu”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas menunjukkan
bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya
berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi
respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang
konsisten).
Pengertian
sikap diungkapkan oleh Chaplin dalam Ali dan Asrori (2008: 141) menyatakan
“sikap sama dengan pendirian. Lebih lanjut ia mendefinisikan sikap sebagai
kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk
bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, obyek,
lembaga atau persoalan tertentu”.
Lebih
lanjut Robert R. Gabe dalam Siskandar (2008: 440) “sikap merupakan kesiapan
yang terorganisir yang mengarahkan atau mempengaruhi tanggapan individu
terhadap obyek”.
Meskipun
ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan
seseorang untuk bertingkah laku terhadap sesuatu sebagai kesediaan yang di
arahkan untuk menilai atau menanggapi sesuatu. Selain itu sikap juga memberikan
kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif/ aktif atau pasif
terhadap obyek atau situasi.
Kemampuan
sikap ini tidak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau
dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti hal nya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa
kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik.
5.1. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (2003: 34)
adalah:
1.
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
2.
Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3.
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan
dengan jelas.
4.
Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah
yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
5.2. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2010: 37) sikap terdiri dari
berbagai tingkatan yaitu:
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2.
Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.
3.
Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat
tiga.
4.
Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
5.3. Fungsi Sikap
Menurut Katz (2010: 23) sikap mempunyai beberapa
fungsi, yaitu:
1.
Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang
sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat
dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam
mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut.
Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang
akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
2.
Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi
untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada
waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.
3.
Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan
bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan
diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya.
Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem
nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
4.
Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan
pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu
terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek
sikap yang bersangkutan.
5.4. Komponen Sikap
Menurut Azwar S (2011: 23) sikap terdiri dari 3 komponen
yang saling menunjang yaitu:
1.
Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
2.
Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen
sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3.
Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan
untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Menurut Azwar S (2011: 30) faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap yaitu:
1.
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan
sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
2.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap
yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3.
Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari
kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
4.
Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan
apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6.
Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Post a Comment for "Definisi Sikap Menjunjung Tinggi"