Demokrasi Oligarki
Demokrasi
Oligarki
Oligarki dengan
sendirinya menciptakan krisis legitimasi di tataran rakyat ketidakpercayaan
terhadap proses maupun konsistensi kandidat terpilih untuk membawa aspirasi
rakyat mulai muncul, singkatnya kita dapat mengambil contoh dengan maraknya
jumlah golput pada setiap pemilihan umum di berbagai Negara.
Demokrasi
parlementer dan Oligarki seakan-akan telah menjadi dua hal yang sebenarnya
satu. Tidak ada perbedaan mencolok diantara keduanya bahkan bisa dikatakan sama
saja, begitupun juga dengan demokrasi. Jika begini masih layakkah demokrasi
dipertahankan? Jika masih layak, adakah alernatif bagi demokrasi?
Demokrasi yang
sedang di beberapa Negara di amerika latin ini di sebut sebagai Demokrasi
Partisipatoris. Demokrasi model ini menjadikan demokrasi yang sebelumnya hanya
menjadi ritual kenegaraan menjadi sistem yang nyata di tengah-tengah massa.
sistem demokrasi ini memungkinkan massa memberikan aspirasinya secara langsung,
merubah elitism parlemen menjadi proses partisipatoris dikalangan base massa
terendah, memungkinkan massa mengorganisir dirinya sendiri dan merencanakan
programnya sendiri untuk mereka. Dalam proses ini juga consensus rakyat
merupakan hal yang paling utama sehingga referendum dipastikan dapat dilakukan
kapan saja (tentunya dengan syarat). sistem demokrasi partisipatoris ini juga
mensyaratkan terorganisirnya rakyat di setiap level dan pendidikan politik
dilakukan secara simultan di dalamnya, system ini kemudian menjadikan demokrasi
sebagai sistem social yang muncul secara integral dalam masyarakat hingga
kemudian rakyat dapat menyadari bahwa kekuasaan ada di tangan mereka.
Proses demokrasi
partisipatoris yang dapat dipantau lebih jelas adalah proses demokrasi di
Venezuela. Proses ini mirip dengan proses yang terjadi di kuba namun lebih
terbuka. Demokrasi partisipatoris di Venezuela menggunakan dewan komunal
sebagai tenaga pokoknya dalam agenda revolusi bolvarian mereka. Dewan-dewan
komunal ini dibentuk di berbagai level massa untuk memutuskan kebutuhan
mendasarnya melalui program-program kerakyatan yang mereka usulkan ke
pemerintah, konstitusi Negara ini dirubah menjadi konstitusi yang lebih
kerakyatan.
Pertanyaan bahwa
apakah terdapat kemungkinan diterapkannya demokrasi partisipatoris di
Indonesia, jawabannya adalah ada kemungkinannya. Meskipun tidak menemukan
momentum seradikal kuba, dalam beberapa tahap keadaan di Indonesia hamper
serupa dengan Venezuela dan Negara dunia ketiga lainnya. Pembentukan demokrasi
partisipatoris di Venezuela pun tidak dilakukan secara parsial dari rangkaian
gerak ekonomi politik Venezuela, begitupun juga kemungkinan yang ada di
Indonesia. Demokrasi partisipatoris sebagai ide untuk mengembalikan kekuasaan
ke tangan rakyat merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh kaum
prodemokrasi dan kaum progresif lainnya di Indonesia dengan meluaskan
pembangunan organisasi-organisasi rakyat.
Demokrasi sebagai sebuah sistem social harus
dibentuk dari sistem social itu sendiri melalui pengorganisiran di tingkatan
rakyat dan mengenalkan proses demokrasi ini dalam bentuk tindakan keseharian
dalam pengorganisiran. Membangun kesadaran rakyat melalui proses demokratis dan
menjadikan demokrasi sebagai nilai social di tingkatan rakyat.
Post a Comment for "Demokrasi Oligarki"